"Segera diperbaiki, by name, by address, by product. Supaya jelas mana yang perlu dibantu," ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Riau Asrizal mengatakan, untuk menjalankan program bangga buatan Riau tersebut, pihaknya mempromosikan produk UKM dan Industri Kecil Menengah (IKM) Riau melalui startup buatan anak Riau yakni jualbuy.com. Melalui startup tersebut, pihaknya sudah mensosialisasikan sekitar 200-an produk IKM dan UKM.
"Dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, serta momen HUT RI, maka kami mencoba menciptakan peluang pasar melalui online bagi IKM dan UKM Riau. Dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat serta mensosialisasikan produk Riau dan mendukung program bangga produk Indonesia," katanya.
Untuk jenis produk IKM dan UKM yang dipromosikan tersebut, ujar Asrizal, kebanyakan adalah produk makanan, minuman dan termasuk tenun. Namun lebih banyak didominasi makanan, seperti kue bolu kemojo, kue bangkit sagu, serta kopi liberika. Lebih lanjut dikatakannya, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga telah menyurati pimpinan OPD, forkopimda, BUMD dan BUMN di Riau untuk dapat menggunakan batik produk Riau setiap hari Kamis. Karena saat ini, hampir semua daerah di Riau sudah memiliki produk batik dengan corak khas daerahnya masing-masing. "Contohnya dari Pelalawan itu ada batik bono, dari Siak ada batik istana, dan dari Dumai batik bakau. Jadi setiap kabupaten/kota sudah diimbau menggunakan batik setiap hari Kamis," ujarnya.
Untuk produk Riau yang sudah Standar Nasional Indonesia (SNI), dijelaskan Asrizal saat ini ada produk bakso Shayana. Kemudian ada juga air minum kemasan Sikumbang. Sedangkan untuk produk lainnya, saat ini masih dalam proses pengajuan namun sudah hampir selesai.
Dijelaskan Asrizal, untuk mendapatkan SNI ini memang cukup banyak hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya yakni harus terdapat izin usaha industrinya. Bagi produk makanan dan minuman harus mendapatkan sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga, sertifikat halal, mendapatkan izin edar BBPOM, mendaftarkan merk di Kemenkumham.
Sementara itu Gubri mengajak seluruh pelaku UMKM yang ada di Riau untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. "Presiden Joko Widodo telah mencanangkan agar Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dapat dimanfaatkan masyarakat khususnya pelaku usaha," kata Gubri.
Gubri mengajak pelaku UMKM untuk bersama memasarkan produk lokal Riau. Sebab, Riau memiliki potensi produk unggulan yang berlimpah. Oleh karnyanya, pelaku usaha harus memiliki rasa bangga akan produk lokal. Dengan demikian, Gubri menjelaskan perlu adanya pengembangan ke arah digital. Di mana UMKM dapat menjual produknya melalui market place dan itu salah satunya melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. "Melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pemerintah ingin mendorong sektor UMKM untuk memperluas jangkauan pasarnya," lanjut Gubri.
Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Riau Teguh Setiadi menjelaskan, potensi bisnis di Riau pada sektor UMKM sangat besar. Terlebih jika setiap UMKM berkomitmen dan serius menjalankan usahanya. Untuk saat ini, menurut Teguh UMKM di Riau ada yang sudah maju, juga ada yang masih merintis. Agar dapat berkembang, UMKM juga harus melihat perkembangan pasar dan melihat seperti apa keperluan masyarakat. Ia memberikan contoh, negara Jepang adalah memiliki minoritas Muslim, tapi dapat melihat potensi besar di negara Indonesia. Ia menyebutkan produk-produk syariah justru malah diproduksi oleh negara-negara yang bukan mayoritas Muslim.
"Harusnya Indonesia mampu melihat pasar di negeri sendiri," ujarnya.
Oleh sebab itu, dikatakan Teguh, pemerintah memiliki peran besar dalam meningkatkan potensi UMKM, perluasan pasar, sertifikasi halal, standar nasional Indonesia (SNI), no MD, saat ini belum dikoordinir dengan baik. Selain itu, Teguh mengungkapkan potensi Riau saat ini sangat besar di bidang kuliner, dan ekonomi kreatif. Pemerintah juga perlu memancing kreativitas dan inovasi masyarakat. Pemerintah juga harus mendorong produk-produk lokal agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
Terkait perekonomian, Teguh menyatakan Riau harus mengoptimalkan apa yang telah dimiliki, seperti sawit dan turunannya. Saat ditanya potensi tentang produksi pangan, Teguh menegaskan Riau bisa saja memenuhi keperluan pangan sendiri. Tetapi, saat ini petani banyak yang menjual beras kepada tengkulak di provinsi lain, yang kemudian dijual lagi ke Riau dengan harga yang lebih mahal.
Terobosan di Tengah Pandemi
Semarak HUT Kemerdekaan RI tahun ini memang bakal sedikit berbeda. Biasanya identik dengan keramaian dan pesta rakyat, kali ini dapat dipastikan akan lebih sepi ketimbang perayaan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini lantaran pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir. Wabah ini menyerang seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat. Menyiasati itu, inisiatif sekelompok mahasiswa yang sedang mengabdikan dirinya ke tengah masyarakat berupaya menciptakan terobosan di tengah pandemi.
Mereka adalah mahasiswa dari perguruan tinggi STAI Hubbulwathan. Dengan gelora semangat muda, generasi penerus bangsa ini berinovasi dengan menciptakan ramuan herbal yang diberi nama Jamu “Anti Corona”. Ramuan herbal ini dibuat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan dibagikan secara gratis ke masyarakat di kampung-kampung yang berada di Duri, Kabupaten Bengkalis.
"Kami sadar bahwa situasi pandemi Covid-19 saat ini kita tak bisa berdiam diri, mesti ada terobosan dan langkah tepat menyiasatinya. Agar warga dapat terbantu makanya kami ciptakan jamu herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Ketua Relawan Junaidi kepada Riau Pos, Jumat (14/8).
Menurutnya, Jamu "Anti Corona" yang diciptakannya tersebut terbukti berkhasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Walaupun belum memiliki lisensi dan hak paten, tetapi diyakini dapat menangkal dari serangan penyakit, karena diracik secara tradisional dan dengan bahan herbal. Sejauh ini, mereka belum memproduksi secara massal. Namun dalam 2 kali produksi sebelumnya ada sekitar 70 botol yang sudah dipersembahkan untuk warga.
"Ya, kami racik sendiri dengan bahan-bahan herbal dan kami bagikan ke warga. Menurut pengakuan warga rasanya enak dan berkhasiat untuk tubuh, apalagi mengobati capek-capek," ungkap Junaidi.
Bahan-bahan yang digunakan pemuda ini mulai dari jahe merah, madu, gula aren, temulawak, serai dan bahan-bahan herbal lainnya. Selama pembuatan, mereka juga berkoordinasi dengan pakar minuman herbal di Duri. "Jadi ramuan ini manfaatnya banyak, untuk kebugaran tubuh yang pasti," tuturnya.
Ada dua jenis minuman herbal yang mereka produksi, yang pertama Jamu "Anti Corona" jenis kental dan jamu jenis vitamin asam segar. Selain memproduksi ramuan herbal mereka juga aktif mensosialisasikan wabah Covid-19 yang melanda saat ini.(sol/p/anf/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)