KEPALA BADAN KESBANGPOL RIAU, ARDI BASUKI

Perlu Pengawasan Seluruh Lapisan Masyarakat

Liputan Khusus | Minggu, 20 Maret 2016 - 11:43 WIB

 Perlu Pengawasan Seluruh Lapisan Masyarakat

Aliran sesat menjadi ancaman besar, termasuk di  Riau. Pasalnya, dari beberapa aliran yang sudah dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), ternyata ada masyarakat Riau menjadi pengikut aliran tersebut.

Kenyataan tersebut jelas membuat pemerintah yang notabene-nya sebagai pengawas menjadi seperti lembaga yang bersalah. Namun diakui memang, pemerintah tidak mampu memenuhi ekspektasi sebagai pengawas untuk semua aktivitas masyarakat. Karena itu, pemerintah berharap ada peran penting masyarakat untuk memblok doktrin kelompok sesat yang bergerak di bawah.

Baca Juga :Sudah 200 Mayat Ditemukan Akibat Aliran Sesat di Kenya

‘’Kami tidak bisa mencatat aliran sesat itu jika tidak dari pusat. Pasalnya, soal aliran sesat itu harus divonis sesat dulu oleh MUI. Meski begitu, kami selalu melakukan sosialisasi terkait kegiatan-kegiatan yang rawan dan selalu saya sampaikan, kewaspadaan akan aliran-aliran sesat dan lainnya itu harus dilakukan dari diri sendiri, lalu keluarga, lingkungan dan lainnya,’’ terang Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Provinsi Riau, Ardi Basuki saat dihubungi Riau Pos.

Disebutkan Ardi, pendeteksian aliran yang menyalahi akidah ini memang sulit dilakukan. Seperti di Riau, disebut tidak ada, kenyataannya mereka ada. Hanya saja, kegiatan mereka dilakukan di tempat-tempat tersembunyi atau kurang pengawasan masyarakat. Tidak hanya berkelompok saja, tapi juga ada yang melakukan perorangan yang  sesat. Misalnya, dia mengaku salat itu hanya tiga kali, padahal secara agama Islam salat itu lima kali sehari. Mereka yang persorangan juga mengaku tidak memiliki guru, dan hanya mendapatkan ilmu dari kajian-kajian yang mereka lakukan sendiri. Meski mereka melakukannya sendiri, namun tidak ada yang mampu memberikan penjelasan kepada mereka yang tetap mempertahankan keyakiannya sendiri.

‘’Persoalan itu dimulai dari doktrin yang salah yang mereka terima. Jadi yang perlu dilakukan itu mengeluarkan mereka dari doktrin yang sesat dan mengembalikannya. Persoalannya, mereka biasanya bandel dengan masukan atau nasihat yang diberikan orang lain. Makanya, kondisi seperti ini rawan dan bisa saja diwaspadai,’’ terangnya.

Terkait dengan masih tetap ada masyarakat yang terpengaruh dengan doktrin yang sesat dari permulanya, Ardi menyebutkan ada beberapa faktor. Di antaranya akibat dari kemiskinan, kurangnya pendidikan, kurangnya wawasan tentang akidah, kurang pengawasan orangtua serta kegalauan diri. Selain itu, pemerinta sendiri melalui Kesbangpol menyatakan sudah melakukan berbagai upaya agar masyarakat selalu waspada akan ajaran atau aliran-aliran sesat. Namun juga, disadari Ardi hal tersebut tidak cukup mengawasi hingga ke celah-celah peluang hadirnya ajaran sesat atau menyimpang. Untuk itu, masyarakat adalah kelompok orang yang paling punya peran besar.

‘’Kami sadar, kami tidak bisa mengawasi seluruhnya. Di Riau ini memiliki banyak tempat yang belum terjangkau secara menyeluruh. Nah, disana itu masyarakat yang paling berperan untuk menjadi pioner mencegah hadirnya aliran-aliran yang nyeleneh di tanah Melayu ini,’’ harapnya.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook