DR H MUSTAFA UMAR LC MA, PAKAR TAFSIR ALQURAN RIAU

Jaga Umat Jangan Berpecah-belah

Liputan Khusus | Minggu, 20 Maret 2016 - 11:41 WIB

Jaga Umat Jangan Berpecah-belah

Selain aliran sesat yang menjadi permasalah di tengah-tengah umat Islam adalah adanyakelompok yang suka memecah belah umat. Hal ini berawal dari perselisihan dalam permasalahan Aqidah yang sudah berlaku semenjak lama  umat Islam Ahlussunah wal Jama’ah terbagi kepada dua  kelompok: kelompok Salaf dan Khalaf. Kelompok Salaf dari kalangan Atsariyah (Ahlul Hafits) dan kelompok Khalaf dari kalangan Asy’ariyah dan Maturidiyah.

“Ya itu faktanya. Namun perbedan tidak masalah selama saling menghargai. Yang terjadi ada kelompok-kelompok yang tak mau menghargai dan gemar memecah belah,” ujar pakar Tafsir Alquran dari Riau, Dr H Mustafa Umar Lc MA. Lebih lanjut ia menjelaskan fakta umat Islam di dunia dalam aliran Aqidah adalah mengikuti Aliran Asy’ariyah, begitu pula di Indonesia, dan lebih khusus lagi di Provinsi Riau.

Baca Juga :Sudah 200 Mayat Ditemukan Akibat Aliran Sesat di Kenya

Ia juga menambahkan bahwa umat Islam dunia terdiri dari berbagai kelompok seperti Ikhwanul Muslimin, Jema’ah Tabligh, Hizbut Tahrir, Tarekat Sufi, dan Indonesia terdapat pula Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Tarbiyah, Persatuan Islam, Al-Irsyad dan lain-lainnya, dan jumlah mereka sangatlah banyak dari jumlah umat Islam di Indonesia, begitu pula keadaannya di Provinsi Riau. Dalam aliran fiqih, lanjutnya, adalah mayoritas mengikuti 4 mazhab, di Indonesia mayoritasnya mengikuti mazhab Syafi’i, dan di Riau juga mayoritas dari dahulunya adalah bermazhab Syafi’i.

Fakta munculnya gerakan kelompok ekstrim di tengah umat Islam dunia yang mana jumlah mereka tidaklah begitu banyak, tetapi gerakan mereka semakin hari semakin masif dan semakin mendatangkan masalah di tubuh umat Islam karena berpotensi memecah belah umat, hal itu disebabkan karena:

a. Berpendapat dan berkeyakinan bahwa selain kelompok mereka adalah termasuk ke dalam 72 golongan sesat yang diancam masuk neraka, hanya kelompok mereka yang akan masuk syurga. Bahkan ada yang sampai ke tahap mengkafirkan orang yang berada di luar kelompok mereka.

b. Senantiasa mengangkat masalah “khilafiyah” seperti hukum Memperingati Maulid Nabi, Tahlilan, Zikir Bersama, dan lain-lain dihadapan orang awam, dan menyampaikannya dengan menyatakan bid’ah, sesat, masuk neraka, ditambah pula dalam penyampaian dengan menggunakan bahasa yang kasar, memprovokasi, mengolok-olok dan menghina.

c. Kalangan awam yang sudah masuk kelompok ini biasanya melakukan yang lebih ekstrim lagi dari guru-gurunya; siapapun ulama tidak akan dihormati apabila bukan dari kalangan mereka, bahkan kata-kata yang tidak pantas akan keluar dari mulut pengikut tersebut.

d. Kelompokini tidak mau belajar kepada guru-guru dari luar kalangan mereka, bahkan orang awam diperintahkan untuk menjauhi mejlis ilmu yang diadakan oleh orang-orang yang bukan dari kelompok mereka.

e. Kelompok ini mengatas-namakan Al-Quran, As-Sunnah dan As-Salafus Sholih dalam menyampaikan dakwah sehingga orang awam tidak bisa membantah, akhirnya lama-kelamaan mereka akan menerimanya sebagai doktrin yang tidak ada toleransi didalamnya.

f. Apabila ada diantara pengikut ekstrim ini diberi kuasa di masjid, di lembaga, di pemerintahan dan lain-lain maka mereka akan menggunakan kuasa tersebut dan tidak peduli dengan perpecahan yang akan berlaku, karena mereka meyakininya sebagai Sunnatullah dan mereka berpendapat bahwa mereka sedang berjuang diatas kebenaran.

g. Kelompok ekstrim ini menggunakan berbagai sarana dalam menyampaikan idealisme dan pemikirannya; mulai dari mimbar masjid, sekolah, majalah, radio, televisi hingga ke dunia maya. Bola menjadi lebih liar.

h. Fenomena anak yang sudah berani menyalahkan orang tua berdasarkan ilmu yang diperoleh di sekolah Salafi, seorang anggota keluarga yang berani mendebat keluarga besarnya bahkan memutuskan silaturrahim dengan yang lainnya karena ilmu yang diterima di majlis mereka tidak seperti yang diamalkan oleh keluarganya.

“Kita harus waspada,” ujarnya. Mereka, lanjutnya, suka membentuk dan membangun ciri-ciri kelompok eksklusif atas nama sunnah nabi. “Semua itu merupakan fenomena yang mesti diperhatikan, dikaji dan diteliti dengan mendalam dan komprohensif karena tidak mustahil “tangan-tangan jahat” sedang bermain dalam menghancurkan umat ini,” ujarnya lagi.(fiz)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook