WALIKOTA PEKANBARU, DR H FIRDAUS ST MT

MICE Andalan Pekanbaru Menjadi Kota Berdaya

Liputan Khusus | Minggu, 07 Februari 2016 - 10:23 WIB

MICE Andalan Pekanbaru Menjadi Kota Berdaya
MENUNJUKKAN PETA: Wali Kota Pekanbaru DR Firdaus menunjukkan peta peluang investasi di Pekanbaru, baru-baru ini.

Dengan berbagai konsep pembangunan yang akan menjadi daya tarik investor, Wali Kota juga mengaku akan memperhatikan Kampung Bandar Senapelan yang menjadi pusat sejarah budaya Melayu di Pekanbaru. Di antaranya tetap akan terus merapikan dan melanjutkan rencana pembangunan Water Front City (WTC), hanya saja perlu waktu yang tidak sebentar. Mengingat minimnya penduduk asli Melayu di kawasan ini, wali kota mengaku akan menjadikan Desa Rasau Sati, Kelurahan Tebingtinggi Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir sebagai kampung budaya. Keseriusan itu ditandai dengan rencana pembangunan Jembatan Siak V yang akan embuka dan menghubungan Tenayanraya dengan desa tersebut. Bahkan jaraknya hanya beberapa kilo meter saja dari pusat pemerintahan yang direncanakan dibangun di sana.

Diakui Wali Kota, pihaknya saat ini juga sedang merencanakn city branding untuk Kota Pekanbaru. Ia mulai menjajaki branding yang tepat bersama konsultan internasional mau pun lokal. Mau memosisikan Pekanbaru sebagai kota apa, katanya, juga dilihat dari potensi yang ada. Paling tidak ada tigal modal utama, yakni Sumber Daya Manusia (SDM), luas wilayah dan letak Pekanbaru sendiri. Masih ada beberapa peluang invetasi di Kota Pekanbaru yang terbuka lebar. Diantaranya, investasi di Kawasan Industri Tenayan (KIT) berupa industri besar 40 unit dengan luas perunit 5 hektar, industri sedang 145 unit dengan luas perunit 3 hektar, industri kecil 900 unit dengan luar perunit 0.9 hektar, luas sarana dan prasarana 310 hektar, luas ruang terbuka hijau 155 hektar. Sedangkan jenis produksi yang prospektif yakni, industri makanan, industri tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri kayu dan barang dari kayu, industri barang kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik, dan industri logam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dari hasil evaluasi potensi dan peluang industri kedepan, dapat ditetapkan pengembangan industri di KIT yakni, prioritas pengembangan industri di antaranya industri karet untuk produk SIR, industri kayu untuk produk moulding dan komponen bahan bangunan, pergudangan untuk tempat penyimpanan barang dan bahan industri maupun perdagangan. ‘’Potensi pengembangan industri yakni, industri kimia merupakan industri dari turunan industri kelapa sawit, industri karet dan lainnya. Industri makanan merupakan industri kemasan (air minum, makanan dan minuman, makanan khas daerah, hasil pertanian, maupun lainnya). Industri logam merupakan industri rakitan atau pabrikasi konstruksi bangunan perbengkelan dan lainnya. Industri tekstil merupkan industri garmen,’’ tutup Wako.(kun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook