Kondisi tersebut ternyata pernah diprediksi dari hasil survei Universitas Indonesia terhadap kota-kota di Indonesia. Pada saat itu, tepatnya tahun 2013, Kota Pekanbaru disebut sebagai tujuan investasi terbaik nomor satu untuk para pengusaha. Itu bukan sekedar memberkan ‘angin surga’ kepada Pekanbaru, tapi itu juga tantangan buat Pekanbaru. Sadar akan kelemahan SDA yang minim atau nyaris tidak ada, Firdaus ternyata melihat sisi lain dari Pekanbaru yang bisa dikembangkan. Dengan luas wilayah yang masih bisa dikembangkan hingga 40 persen dari luas wilayah Kota Pekanbaru dan keberadaan di tengah-tengah Pulau Sumatera, sudah pasti menjadi titik simpul pergerakan barang dan orang dari darat, udara maupun sungai. Berdasarkan inilah pemerintah menjadikan Pekanbaru sebagai kota perdagangan, jasa dan industry yang mendatangkan banyak investasi. Menjadilah Pekanbaru kota investasi.
‘’Sebagai kota industri, ini dibagi menjadi dua. Salah satunya industri pariwisata MICE atau meeting, incentive, convention and exibhition. Kita perlu hotel, convention dan pusat belanja dan itu sudah mulai banyak. Investasi yang masuk 70 persen berada di tiga sektor ini didukung sektor pertanian. Kita tidak punya SDA seperti Sumbar. Maka kita harus kembangkan sisi ini didukung SDM yang memadai. Diawali dengan generasi muda. Mereka modal pembangunan. Harus direncanakan agar berkualitas, mandiri tangguh dan berdaya saing. Mereka perlu sehat jasmani dan rohani. Agama dan budaya adalah penghalus jiwa. Ini harus ditanamkan kepada mereka. Tetap budaya,’’ jelas Firdaus lagi.
Bahasa yang disampaikan Firdaus tersebut bukan sekedar pengakuan saja. Dari data yang diperoleh Riau Pos, diketahui dengan jelas terjadi peningkatan investasi yang masuk ke Kota Pekanbaru ini. Pada 2013, investasi Pekanbaru dari modal dalam negeri Rp1,7 triliun, modal asing Rp5,7 triliun dan APBD kota, Rp2,1 triliun. Pada 2014, investasi dalam negeri mencapai Rp5,7 triliun, modal asing 10,5 triliun dan APBD Rp2,85 triliun. Tahun 2015 hingga akhir Juni, investasi dalam negeri mencapai Rp2,7 triliun, modal asing Rp11,5 triliun dan APBD kota Rp2,3 triliun.