LIPUTAN KHUSUS

Tujuh Kampung Terancam Tertimbun

Liputan Khusus | Minggu, 13 Desember 2015 - 08:14 WIB

 Tujuh Kampung Terancam Tertimbun
Warga menembus jalur longsor yang menimbun jalan antara Desa Batu Sosak dengan Lubuk Bigau, Sabtu (5/12/2015).Kunni Masrohanti/ Riau Pos

Semakin jauh, jalan semakin terjal dan licin. Tanah longsor semakin banyak saat memasuki Desa Batu Sosak. Semakin parah lagi antara Desa Batu Sosak dan Lubuk Bigau. Sungai Batang Lipai yang mengalir di sepanjang sisi kiri jalan meluap dan mengalir deras. Sungai ini juga membuat jembatan besi yang membentang sepanjang 25 meter, rubuh. Meski batang jembatan masish ada, tapi jatuh dari posisinya dan melengkung. Warga mengganti titian jembatan dengan kayu. Hanya sebelah atau cukup untuk dilintasi satu sepedamotor.

"Sudah seminggu lebih seperti ini. Kami gotong royong sendiri. Belum ada yang masuk menjenguk apalagi memperbaiki jembatan ini," ujar Agus, warga Batu Sosak yang berpapasan dengan Riau Pos.

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

"Kalau kami sudah biasa jalan susah. Kalau ibu harus hati-hati. Di depan jalan licin dan banyak longsor. Mungkin susah untuk bisa sampai Lubuk Bigau. Sebaiknya jalan kaki saja," ujar warga lain.

"Hati-hati sajalah, Bu," teriak anak-anak yang bermain di jembatan. Sebagian mereka mandi bebas di tepi sungai yang mengalir deras itu.

11 KM Terparah

Benar.  Tak jauh setelah jembatan Sungai Batang Lipai, Riau Pos kembali menemukan titik longsor. Panjang. Lebih 40 meter. Bukit di sebelah kanan jalan runtuh dengan kayu-kayu yang tumbuh di atasnya.  Bagian atas batang kayu menjuntai ke tebing di sebelah kiri jalan. Jauh ke bawah. Curam. Di sebatang kayu yang terhimpit tanah longsoran itulah Riau Pos dan warga melintas.  Harus merunduk. Bergantian. Sepedamotor harus didorong. Tersangkut-sangkut. Terpeleset berkali-kali. Tiba-tiba motor terhenti. Tanah kuning menyumbat roda.  Setengah jam kemudian, longsor terparah yang ditemui bisa dilewati.

Di hadapan, longsor lebih parah dan lebih banyak. Panjang-panjang. Empat titik longsor lebih dari 40 meter. Jalurnya menurun. Licin. Beruntung Riau Pos bertemu dengan lima pedagang yang menggunakan keranjang (gerendong) yang baru berbelanja di Muara Selaya. Perjalanan semakin lambat. Satu sama lain harus menolong.

‘’Pelan-pelan, Pak. Jalan licin. Mari saya bantu,’’ kata salah seorang pedagang kepada tim Riau Pos yang kesulitan mendorong sepedamotor.

‘’Kami tadi rencananya ke  Lipatkain, kebetulan hari ini (Sabtu,red) pasaran, tapi tak sampai. Terlalu lama di jalan karena jalannya seperti ini. Takut kemalaman. Makanya kami belanja di Batu Sosak. Di kedai juga. Kalau tidak belanja, tak ada lagi yang mau dijual di kampung,’’ ujar Adi salah seorang pedagang. Sesekali ia membuang air yang memenuhi sepatu boatnya. Sesekali pula ia memeriksa keranjang yang berisi barang dagangan. Ada minyak goreng, beras tiga karung, sabun mandi, tissue, bensin dan masih banyak lainnya. ‘’Kemarin minyak goreng saya tumpah,’’ katanya lagi sambil terus memperbaiki posisi keranjang.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook