(RIAUPOS.CO) - KEPEDULIAN terhadap lingkungan tampak kembali dibuktikan secara nyata oleh para mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Lancang Kuning. Setelah sukses mengolah limbah sampah botol plastik menjadi sofa mini yang berkelas, kini satu lagi kelompok mahasiswa dari prodi yang sama mencoba mengolah limbah sampah plastik menjadi eco brik yaitu dengan membuat Eco Paving Block.
Menurut Dosen Fakultas Ekonomi Prama Widayat, sebenarnya ada dua kelompok yang telah mengikuti kegiatan ini dalam rangka mata kuliah Kewirausahaan. Para mahasiswa ini melaksanakan praktek di Bank Sampah Pandau Jaya (PJ), di mana bank sampah ini dibentuk oleh dirinya di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu, Sabtu (29/5).
Apalagi saat ini sampah-sampah plastik yang tidak lagi dianggap memiliki nilai jual, sebenarnya memiliki berjuta potensi lebih yang seharusnya dapat dimanfaatkan dan menghasilkan bagi manusia, sehingga semua sampah tersebut tidak harus berakhir atau dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Di mana pada kenyataannya. Ketika semua plastik itu dibuang, termasuk sampah-sampah kemasan plastik, ternyata tidak ada usaha untuk mendaur ulang ketika sampah tiba di TPA. Sehingga setiap tahun kapasitas sampah plastik kian meningkat dan kian membuat lebih lama dalam proses penguraian nya.
Untuk memanfaatkan limbah plastik ini, para anggota Kelompok kedua terdiri dari Febi Sukma Pertiwi, Retno Susanti, Suci Yati Jannah, Dhony Hamrio Aritonang, Linda Kristianti dan Obet Ardiman Sihombing terlebih dahulu mengumpulkan sampah plastik yang mereka temukan di lingkungan sekitar.
Selanjutnya mereka mengumpulkan bahan utama berupa sampah plastik, gunting dan juga wadah untuk tempat pembakaran, serta cetakan paving block. Sementara itu untuk langkah pengolahannya sendiri, dimulai dengan cara melakukan pencacahan plastik yang dilanjutkan dengan pelumeran hingga menjadi bubur.
“Proses pencampuran dengan material lain dilakukan setelah proses pelumeran itu. Dan salah satu tantangan adalah menjaga suhu panas untuk melumerkan plastik, “ucapnya
Untuk ukuran paving block ini sudah dimodifikasi dengan ketebalan 5 cm, panjang 24 cm dan lebar 12 cm. Untuk membuat 1 paving block membutuhkan 1,5 kg sampah plastik dengan lama memasak sekitar 30 menit,
Ketika plastik yang dipanas sudah meleleh maka dicampurkan dengan pasir secukupnya untuk bahan pengental dan juga agar tidak licin. “Tapi jika pemanasannya tidak pas, tentu ikatan polimernya menjadi tidak sempurna, atau dekomposisi. Dan sampah plastik kresek berjenis high density polyethylene memiliki titik lumernya berada pada suhu 160-180 derajat celsius,”katanya.
Setelah semua bahan tercampur rata, maka langkah terakhir ialah proses pencetakan. Letakan cetakan cairan paving block ke dalam cetakan yang telah disediakan sebelumnya. Setelah kering paving block, maka berat paving block akan menjadi sekitar 1 kg sampah.
Namun, untuk pengembangan maka paving block ini perlu dilakukan ujicoba, agar diketahui berapa daya tekannya, tetapi untuk dipakai di halaman rumah sudah cukup memadai. “Dari sisi umur ketahanannya lebih lama dari paving blok yang terbuat dari semen. Karena sifat plastik yang susah untuk hancur, membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun maka dari itu daya tahan paving blok ini juga demikian,’’ terangnya.
Ke depan produk dari kreatifitas mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning dapat menjadi bagian dari tanggung jawab lingkungan dan edukasi kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan sampah plastik dan memanfaatkan sampah plastik menjadi produk ekonomis.(ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru