5.131 Hektare Lahan Telah Terbakar

Lingkungan | Rabu, 26 September 2018 - 12:30 WIB

5.131 Hektare Lahan Telah Terbakar
pakai ember: Seorang warga Jalan Nelayan, Pekanbaru, memadamkan api yang membakar lahan di sekitar tempat tinggalnya dengan menyiramkan air menggunakan ember, beberapa waktu lalu.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) terus terjadi di Riau. Setidaknya, sudah ada 5.131,46 hektare lahan yang terbakar. Bahkan, pada Selasa (25/9), masih terpantau 12 titik panas atau hotspot di Negeri Lancang Kuning ini.

 

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menjelaskan, sejak 14 Januari hingga 25 September 2018, sudah ada 5.131,46 hektare lahan yang terbakar. Paling luas di Rokan Hilir (Rohil).

 

Dimana, di Rohil ada 1.980,35 hektare lahan yang terbakar. Kemudian di Kepulauan Meranti seluas 953,56 hektare, Bengkalis 575,95 hektare, Dumai 512,25 hektare, Inhu 406 hektare, Pelalawan 226 hektare dan Siak 155,75 hektare.

 

Selanjutnya di Kampar 126,5 hektare, Rohul 97 hektare, Pekanbaru 52,6 hektare, dan Inhil 45,5 hektare. Sedangkan di Kabupaten Kuantan Singingi nihil. “Kemarin bertambah kebakaran lahan di Dusun Perjuangan, Desa Repan, Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti seluas 5 hektare,” ujarnya.

 

Kemarin Terpantau 12 Hotspot

Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, terpantau sebanyak 12 titik hotspot di Riau, pada Selasa pagi. Itu tersebar di empat daerah.

 

Daerah yang paling banyak titik hotspot yakni di Pelalawan. Di daerah ini, ada lima titik. Kemudian di Kepulauan Meranti tiga titik, Siak tiga titik, dan Inhu satu titik. Hotspot itu dengan tingkat kepercayaan di bawah 70 persen.

 

Sedangkan titik api atau fire spot yang terpantau ada sebanyak dua titik. Itu dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. Masing-masing satu titik di Pelalawan dan Kepulauan Meranti.

 

“Kami telah mengerahkan tiga helikopter water bombing untuk pemadaman udara. Di samping itu, pemadaman oleh tim di darat juga dilakukan,” kata Edwar Sanger.

Tiga helikopter water bombing itu kata dia, yakni dua unit jenis Kamov, dan satu unit Bell 214. Helikopter Kamov merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan helikopter jenis Bell 214, bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

“Semoga upaya pemadaman berjalan dengan lancar. Saya tetap terus pantau kawan-kawan Satgas dalam bekerja di lapangan,” ujarnya.

Belasan Kasus Masih Disidik

 

Kasus kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) masih terus menghantui wilayah Provinsi Riau, setiap tahunnya. Sepanjang awal Januari hingga September 2018, setidaknya ada 144,25 lahan dan hutan di Bumi Lancang Kuning yang hangus terbakar akibat ulah oknum masyarakat.

 

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, penanganan kasus Karhutla masih terus berjalan. Dimana terdapat sebanyak 27 laporan polisi (LP) di jajaran Polres dengan 32 orang tersangka. “Untuk LP ada 27, tersangka 32 orang,” ujar Sunarto kepada Riau Pos, Selasa (25/9) kemarin.

 

Dari 27 LP sambung mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, tujuh belas di antaranya sudah naik ke tahap penyidikan. Sedangkan sisanya telah dilakukan pelimpahan berkas perkara, barang bukti serta tersangka ke kejaksaan atau tahap II, karena sudah dinyatakan lengkap. “17 masih di-sidik. 10 telah tahap II,” paparnya.

 

Untuk kasus Karhutla di Provinsi Riau disampaikan Sunarto, Polres Dumai menangani sebanyak enam kasus yang kejadiannya berada di Jalan Parit Sadak, Jalan Sukai Ramai Ujung, Jalan Bodas, Jalan Gatot Subroto, Jalan Keluarga dan Jalan Soekarno Hatta depan Bandara Pinang Kampal. Sementara luas kebakaran mencapai 6,25 hektare.

 

Lalu Polres Inhu menangani tiga kasus, Polres Rohil sebanyak enam kasus, Polres Siak satu kasus Karhutla. Kemudian, Polres Pelalawan tiga kasus, Polres Meranti satu kasus,  Polres Bengkalis menangani dua kasus kebakaran lahan dengan luas tujuh hektar, Polres Rohul tiga kasus Karhutla, Polres Inhil dan Polres Kampar masing-masing satu kasus.

 

“Untuk lahan terbakar yang paling luas di Inhu dengan 70 hektare, tersangka berisinial Ab dan sudah tahap II,” imbuhnya.

 

Saat ini dijelaskan dia, para tersangka pembakar lahan dan hutan masih perorangan, namun salah satunya merupakan oknum polisi. Selain itu ditambahkan dia, belum ada berasal dari pihak perusahaan. “Perorangan, belum ada dari pihak perusahaan,” pungkas Kabid Humas Polda Riau.(rir)

(Laporan SARIDAL dan RIRI RADAM, Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook