(RIAUPOS.CO) - BIASANYA, jengkol hanya dikonsumsi bijinya saja, sedangkan kulitnya dibuang dan tidak dimanfaatkan lagi. Namun ternyata, kulit jengkol memiliki beragam manfaat jika diolah dengan benar. Seperti yang dilakukan oleh empat Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) yaitu, Cut Aida Rosa, Putri Selaras, Haliza Nurdilla, dan Ghina Salsabila Fajri. Keempat mahasiswa tersebut mengubah kulit jengkol menjadi handsanitizer non alkohol sintetis.
Laras mengatakan, inovasi handsanitizer ini berawal dari keprihatinan mereka, dimana jengkol sangat digemari, namun kulitnya hanya dibuang sia-sia. “Kami suka jengkol dan sering beli di pasar, kami ada rasa bersalah karena hanya beli bijinya, dan sampahnya tak dimanfaatkan,” tuturnya, Sabtu (18/9).
Dari situ lah mereka berempat berdiskusi dan mencari tahu kandungan-kandungan dari jengkol dan pemanfaatan-pemanfaatannya. Diketahui kulit jengkol mengandung etanol, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, glikosida, steroid atau triterpenoid, saponin, protein, fosfor, vitamin A, vitamin B, dan kalsium. Selain itu kulit jengkol juga bersifat antioksidan dan antibakteri.
“Kami diskusi, mencari tahu apa sih kandungan kulit jengkol dan bisa dimanfaatkan untuk apa, sudah banyak riset-riset mengenai kandungan dari kulit jengkol yang ada sudah ada. Hasil riset mengingat kami pada permasalahan handsanitizer beralkohol sintetis yang mengakibatkan kulit kering karena terlalu sering digunakan. Akhirnya, kami berfikir untuk membuat handsanitizer non alkohol sintetis yang kami beri nama Jengkizerr,” ujar Laras.
Dikatakannya, inovasi tersebut berhasil lolos pendanaan pada kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Tim ini berada dibawah bimbingan luar biasa dari Dosen Dr Prima Wahyu Titisari SSi MSi.
Untuk proses pembuatannya, Haliza Nurdilla menjelaskan, ia dan rekan-rekannya memanfaatkan peralatan dari laboratorium UIR, namun ia menuturkan, tidak menutup kemungkinan pembuatan handsanitizer berbahan kulit jengkol yang dinamakan Jengkizer ini untuk dibuat di rumah, asal alat-alat dan ruangan sterilnya tersedia.
Haliza menambahkan, handsanitizer beralkohol yang digunakan secara terus menerus dan dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Kandungan pada kulit jengkol dapat menggantikan alkohol pada handsanitizer sehingga lebih sehat untuk digunakan. “Produk ini tidak membuat kulit kering meskipun dipakai berulang kali,” imbuhnya.
Selain itu, Rosa mengungkapkan pihaknya juga bekerja sama dengan pedagang-pedagang di pasar untuk mencari bahan kulit jengkol. Sehinga, selain bermanfaat untuk handsanitizer, Jengkizerr juga membantu meningkatkan ekonomi pedagang jengkol.
Bagi masyarakat yang ingin menjajal produk ini, bisa memesan Jengkizerr melalui Facebook, Instagram, Shopee, dan lain-lain. Rosa menuturkan, Jengkizerr diharapkan dapat mengurangi volume sampah jengkol, bermanfaat untuk kebersihan diri dan lingkungan, serta meningkatkan perekonomian. “Silahkan dicari namanya Jengkizerr, kami ada di Facebook, Instagram, Shopee juga,” katanya.(ali)
Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru