RIAUPOS.CO - Pesatnya pertumbuhan penduduk menyebabkan pertumbuhan sampah domestik terus mengalami peningkatan. Dan selama ini masyarakat selalu menggabungkan sampah plastik dan sampah domestik dalam satu wadah, lalu diangkut dan buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga membuat tumpukan sampah di TPA mengalami over capacity, tanpa ada proses lanjutan.
Tahu apa itu limbah? Limbah adalah, bahan buangan atau bahan sisa yang tidak digunakan lagi dari hasil kegiatan manusia baik pada skala rumah tangga, industri, maupun pertambangan.
Sementara limbah rumah tangga sendiri merupakan limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, atau limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah rumah tangga yang terlalu banyak jika tidak ditanggulangi sangat berpotensi mencemari dan meracuni lingkungan.
Inilah yang melandasi para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) memanfaatkan limbah domestik tersebut menjadi produk yang bernilai guna serta dapat menyelamatkan kesehatan bumi agar tidak tercemari. Dengan cara membuat lubang biopori yang dijadikan sebagai lubang pembuatan kompos dari limbah domestik.
Ketua KKN Kelompok 9 Umri, Untung Tri kurniawan, menjelaskan, lubang resapan biopori adalah, lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah, sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air, dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
“Hal inilah yang dapat dimanfaatkan agar limbah organik dari sampah domestik dapat bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, “ kata dia, Sabtu (15/10).
Dipaparkannya, biopori ini mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air, sehingga mengurangi resiko penggenangan pada musim penghujan. Air yang masuk ke lubang biopori akan disimpan dan dapat menjaga kelembaban tanah, terutama di musim kemarau.
‘’Biopori juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos,’’ ujarnya.
Jenis sampah yang dapat dikomposkan di dalam lubang resapan biopori, antara lain sampah kebun diantaranya dedaunan, pangkasan rumput, dan ranting pohon, sampah dapur atau sisa sayuran dan tulang hewan, serta sampah produk dari pulp seperti kardus dan kertas yang dapat menyuburkan tanah.
Tak hanya mampu menjadi media pembuatan kompos dari sisa limbah domestik saja, biopori juga dapat membantu mencagah terjadi banjir yang disebabkan oleh drainase yang tersumbat. Biopori membantu air untuk segera masuk ke dalam tanah sehingga tidak meluber ke badan jalan, serta membantu memberikan makanan bagi cacing tanah dari sampah organik yang ada di dalam lubang.
“Karena selain bermanfaat untuk tempat kompos bagi kawasan dataran tinggi, segudang manfaatnya inilah yang membuat biopori selalu digunakan oleh masyarakat khususnya dikawasan rawan banjir, “ucapnya.
Untung pun membocorkan sedikit cara pembuatan lubang biopori sebagai tempat pembuatan kompos organik dari limbah domestic. Dari alat-alat sederhana seperti, bor tanah, pipa PVC, sampah, serta air.
Lalu dilubangi dengan diameter antara 10-30 cm, serta memiliki kedalaman kurang lebih 1 meter. Selain itu, lobang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan mahluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan inilah yang me jadi salah satu proses biologis yang akan menjadikan sampah tersebut menjadi pupuk kompos.(gus)
Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru