(RIAUPOS.CO) -- Kabut asap masih melanda Kota Dumai. Namun hal itu tidak membuat masyarakat khususnya umat Islam meninggalkan ibadah salat Iduladha. Buktinya ribuan umat Islam memadati Lapangan Taman Bukit Gelanggang, Jalan HR Soebrantas, Ahad (11/8) pagi.
Kendati dalam kondisi udara yang kurang baik, namun umat Islam yang datang tersebut tidak satu pun yang menggunakan masker. “Kabut asapnya belum parah, jadi tidak ada masalah, kan tidak lama cuma salat dan mendengarkan khutbah saja,” ujar Roni, jamaah salat Iduladha kepada Riau Pos kemarin.
Tampak hadir Wali Kota Dumai Zulkifli As dan beberapa kepala dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Dumai. Orang nomor satu di Kota Dumai itu tampak menggunakan baju koko berwarna putih. Ia berada di shaff paling depan.
Pelaksanaan salat Iduladha berlangsung dengan tertib ketika khatib Drs H Sumardi Hasibuan menyampaikan arti dan makna berkurban.
Usai melaksanakan salat Iduladha, wali kota tampak bersilaturahmi bersama jamaah yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan penyerahan hewan kurban secara simbolis di daerah tempatnya tinggal. “Tetap harus semangat, tim gabungan sudah bekerja keras, walaupun kabut asap jamaah sangat khusyuk’,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan terkait dengan penyerahan hewan kurban sebagai wujud kepedulian dan perhatian pemerintah kepada umat Islam dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi, serta kebersamaan sebagai anak bangsa sehingga mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan di tengah berbagai perbedaan.
“Momentum penyerahan hewan kurban wujud kebersamaan kita, pemerintah dan masyarakat Kota Dumai. Menjunjung tinggi nilai-nilai religi yang terbangun atas dasar kasih sayang dan toleransi antarumat beragama,” ujarnya.
Ia menyebutkan hari raya kurban oleh umat muslim dipamahi bahwa penyembelihan hewan kurban pada hakekatnya adalah untuk mengenang kembali peristiwa iman yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan putranya. “Lewat penyerahan hewan kurban dan momentum hari raya kurban, kami mengajak dan berharap umat Islam di Kota Dumai lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Sang Pencipta, menjaga relasi yang baik sesama manusia, melestarikan alam lingkungan agar kesimbangan hidup tetap menjadi milik bersama,” tutupnya.(ade)