Serbuk Kayu Jadi Media Tanam Jamur Tiram

Lingkungan | Minggu, 11 September 2022 - 11:21 WIB

Serbuk Kayu Jadi Media Tanam Jamur Tiram
Adamri Lubis (kiri) foto bersama Kepala Disdalduk-KB Kota Pekanbaru, Muhammad Amin (tengah) saat melakukan panen jamur tiram, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA)

(RIAUPOS.CO) - Kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar mulai tampak. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang kini memanfaatkan limbah disekitar lingkungannya untuk dijadikan berkah.

Hal inilah yang coba dilakukan oleh Adamri Lubis. Warga Jalan Tengku Bey Ujung, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya ini mengaku membudidayakan jamur tiram dengan memanfaatkan limbah serbuk kayu yang banyak ia temui di sekitar lingkungannya.


Serbuk kayu  merupakan salah satu limbah yang dapat diperoleh dari hasil menggergaji yang biasa di lakukan di tukang kayu. Serbuk kayu yang digergaji dapat dihasilkan setelah melakukan proses penggergajian kayu ataupun proses penghalusan dari kayu dan dilakukan dengan menggunakan alat penghalus kayu.

Namun, selama ini limbah serbuk kayu hanya dilakukan pembakaran saja oleh para pengrajin mebel di Kelurahan Air Dingin, padahal membakar serbuk kayu memiliki dampak buruk baik bagi kesehatan maupun lingkungan.

Tanpa disadari ternyata serbuk kayu hasil proses penggergajian ataupun limbah dari penghalusan kayu ternyata memiliki berbagai manfaat salah satunya menjadi media tanam yang baik.

“Saya melihat sayang sekali bila serbuk kayu ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal banyak nutrisi yang ada didalam serbuk kayu tersebut yang bermanfaat untuk tanaman,“ kata dia.

Berbekal dari ilmu yang ia peroleh saat mengikuti pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru pada tahun 2019 lalu, lanjut Lubis nama akrabnya ia pun mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit limbah serbuk kayu yang ada untuk dijadikan sebagai media tanam jamur tiram.

Namun akibat pandemi Covid-19 yang sempat melanda Kota Pekanbaru, dan Provinsi Riau, sehingga membuat pengerajin mebel sempat berhenti, dan membuat usaha Lubis dalam mengumpulkan limbah terkendala karena banyak pengrajin yang berhenti beroperasi, sehingga semua limbah serbuk kayu dibakar tanpa sisa.

Tetapi setelah Covid-19 mulai melandai, para pengrajin juga telah memulai kembali aktivitasnya.

Lubis pun mulai mencari lagi media tanam dari serbuk kayu yang dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan air dan juga unsur hara oleh tanaman, maka kondisi kesuburan dari tanaman tersebut akan menjadi lebih baik.

Dimana, jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang memiliki kandungan banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Jamur ini pun merupakan sumber makanan sehat yang organik dan tanpa mengandung pestisida.

“Ternyata Covid-19 itu tak selamanya menjadi musibah tetapi bisa dimanfaatkan menjadi anugrah dengan mengisi luang membudidayakan jamur tiram ini,“ kata dia.

Umumnya media tanam dalam budidaya jamur dikenal dengan istilah baglog. Tahapan pembuatan media menggunakan serbuk kayu juga secara teknis tidak jauh berbeda, hanya serbuk kayu yang biasa dipakai digantikan dengan serbuk gergaji.

Namun pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, apakah sudah pas untuk pertumbuhannya. sebelum melakukan budidaya jamur tiram, yang pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan, biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar, atau dibawah tanaman berkayu. Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak.

Secara lengkap tahapannya dapat dilakukan dengan cara sebagai yaitu siapkan bahan media tanam dengan komposisi serbuk gergaji sebanyak 70-80 persen, bekatul 10-15 persen, kapur 2  persen danan biji-bijian 2-5 persen yang di letakan kedapam bog

Sebelum dicampur, sebaiknya serbuk gergaji dikomposkan terlebih dahulu. Agar tekstur menjadi lebih lunak dan lembut. Perlu diingat pula, serbuk gergaji yang digunakan harus berasal dari kayu yang tidak menghasilkan getah. Sebab, kayu bergetah dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan miselium.

Lama waktu pengomposan berkisar 7 atau bisa hingga 40 hari. Biasanya kompos serbuk gergaji yang sudah jadi akan menunjukkan perubahan warna dan bau.Setelah itu, campurkan bahan-bahan yang telah disebutkan di atas. Aduk hingga rata dan tambahkan air hingga kadar air mencapai 70 sampai 80 persen.

Selanjutnya, masukkan media tanam ke dalam plastik PP kapasitas 1 kg tahan panas. Isikan media ke dalam wadah dan padatkan dengan menggunakan alat pengepres atau secara manual.

Setelah semua media terisi, maka selanjutnya dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus baglog pada suhu 100-120 derajat celcius selama 7-8 jam. Setelah stetilisasi selesai, maka baglog dapat dimasukkan ke dalam ruang tanam khusus atau yang sering disebut kumbung jamur.

Kumbung jamur sendiri dapat dilakukan dengan sederhana, yakni menggunakan bangunan yang sudah tidak terpakai, atau dapat membuat bangunan baru dengan menggunakan material yang sederhana, dimana untuk luas bangunan idealnya adalah 5 x 5 meter, namun ia membuat dengan luas 6 x 7 meter, serta memiliki tinggi bangunan kumbung yaitu setinggi 3 sampai 3,5 meter dengan atap yang terbuat dari genteng atau bekas daun alang-alang atau jerami. Kumbung dilengkapi dengan jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk pertukaran udara dan di dalam kumbung dibuat rak dengan ukuran 1x2 meter dan tinggi rak 2 meter.

“Allhamdulilah dengan bangunan kumbung ini saya bisa meletakan sebanyak 800 baglog yang dapat dipanen setiap hari dengan hasil sekitar 4 hingga 5 kg, “ ucapnya.

Sementara itu, untuk pemasarannya sendiri, kata Lubis, ia mendapatkan dukungan dari Disdalduk KB Kota Pekanbaru yang membantunya memasarkan jamur tiram yang ia miliki saat kegiatan bazar.

Jamur tiram buatannya dibandrol seharga Rp20.000 hingga Rp25.000 perkilogramnya dengan total omset sebulan sekitar Rp3.000.000.

“Saya bersyukur dengan adanya limbah serbuk kayu atau gergaji ini sehingga saya bisa membudidayakan jamur tiram yang bisa menopang perekonomian keluarga kami,“tegasnya. (gus)


Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook