Sulap Limbah Perca Jadi Masker

Lingkungan | Minggu, 10 Oktober 2021 - 11:29 WIB

Sulap Limbah Perca Jadi Masker
Adisty sedang membuat konektor masker yang diproduksinya menggunakan bahan limbah manik-manik bekas dan kain perca, Sabtu (9/10/2021). (PRAPTI DWI LESTARI/RIAU POS)

(RIAUPOS.CO) - KEBERADAAN masker kain di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, menjadi keperluan premier bagi semua orang guna menghindari dan mencegah penyebaran virus korona.  Apalagi saat ini semua sektor baik ekonomi maupun sektor pendidikan juga mengalami dampak pandemi.

Oleh Adisty, seorang Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR), hal ini dilihat sebagai peluang. Warga Jalan Air Dingin Perumahan Puri Air Dingin Kecamatan Bukitraya itu mencoba memenuhi kebutuhan masker kain untuk masyarakat dengan memanfaatkan limbah kain perca dan manik-manik. Ini diperolehnya dari salah satu keluarga yang bekerja sebagai penjahit pakaian guna mengurangi limbah kain perca yang tidak lagi digunakan.


Adisty menuturkan pada Riau Pos, Sabtu (9/10), kemampuannya dalam mengolah kain percaya dan manik-manik didapatkannya secara otodidak dengan banyak mencari informasi di media sosial. Apalagi, selama dua tahun terakhir dirinya hanya menghabiskan waktu di rumah sehingga ia mencari kesibukan dengan hal yang bermanfaat dan menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk membantunya masuk ke salahan satu universitas favorit nya.

Pasalnya, akibat pandemi Covid-19, Adisty terpaksa untuk lulus Sekolah Menengah Atas secara daring akibat penyebaran Covid-19 yang masih tinggi di Kota Pekanbaru.  Meskipun begitu, gadis dari dua saudara ini tak pantang menyerah. Ia berhasil mengkreasikan limbah dan manik-manik yang ia peroleh menjadi bahan bernilai guna dan mampu membantunya untuk membiayai kuliahnya sendiri, tanpa menyusahkan kedua orang tuanya yang ikut terdampak perekonomiannya akibat pandemi yang tak kunjung berakhir.

"Jadi sejak kelas 2 SMA saya sudah merasakan kebosanan karena pandemi memaksa saya dan pelajar lainnya untuk belajar secara daring di rumah. Sampai saya lulus dan masuk ke Universitas Islam Riau. Makanya setelah daring saya mencoba mencari ide untuk membantu perekonomian keluarga dan mencari biaya kuliah sendiri dengan membuat masker dan konektor masker," kata dia.

Setelah berhasil membuat masker kain. Mahasiswa semester 1 Universitas Islam Riau ini kembali mengkreasikan produk kreasinya dengan membuat konektor masker. Saat ini konektor masker yang merupakan aksesori sebagai penghubung masker jenis aerloop, dan tengah digandrungi di kalangan perempuan yang mengenakan hijab.

Kedua produk tersebut kini mulai dijual Adisty menggunakan media sosial milik pribadinya dan orang tuanya. Dengan brand Handmade Putri produk kreatifnya itu dijual mulai dari Rp5.000 hingga Rp40.000 tergantung motif dan kerumitan produk.

"Sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk berkreatifitas. Asal ada kemauan pasti ada jalan. Dan alhamdulilah saya bersyukur bisa membantu kedua orang tua dengan produk ini," kata dia.(ali)


Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook