Ecobrick, Solusi Sampah Plastik

Lingkungan | Minggu, 09 Oktober 2022 - 11:44 WIB

Ecobrick, Solusi Sampah Plastik
Mahasiswa KKN Umri membuat ecobrick yang merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik di Pekanbaru, Sabtu 24/09/2022. (PRAPTI DWI LESTARI / RIAU POS)

RIAUPOS.CO - Sampah pelastik menjadi momok yang menakutkan bagi lingkungan. Pasalnya, butuh waktu yang cukup lama hingga ribuan tahun agar sampah plastik dapat terurai sempurna. 

Namun saat ini masih banyak masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, salah satunya yang tengah dilakukan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Riau (Umri). 


Dalam pengabdiannya kepada masyarakat mereka mencoba mengedukasi dan mengajak masyarakat di Kelurahan Tangerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, untuk memanfaatkan sampah plastik yang kini menjadi penyebab utama masalah banjir, diubah menjadi produk yang bermanfaat salah satunya dengan metode ecobrick. 

Ketua KKN Kelompok 9 Universitas Muhammadiyah Riau, Untung Tri Kurniawan, ecobrick merupakan metode untuk memanfaatkan botol plastik, yang diisi padat dengan limbah non biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali, Jumat (7/10). 

Dengan adanya ecobrick, sampah-sampah plastik dapat tersimpan dengan baik dalam botol dan dimanfaatkan untuk hal berguna lainnya. Hal ini lebih bermanfaat jika dibandingkan harus membakar, nenimbun, atau membiarkan sampah di halaman dan lingkungan.

Selain itu, ecobrick juga dianggap sebagai salah satu cara pemanfaatan limbah plastik yang mudah dan efisien. Di mana masyarakat bisa melakukannhmya dengan cara menyusun bata yang terlihat indah dari sampah plastik dengan metode ecobrick ini.

“Langkah ini dapat membantu Pemerintah Kota Pekanbaru, dalam mengatasi masalah sampah plastik yang semakin tidak terkendali di sejumlah badan jalan protokol dan alternatif. Bahkan masyarakat juga bisa melakukannya dilingkungan sekitar tempat tinggalnya,” kata dia. 

Untung membocorkan langkah pembuatan ecobrick yang dipelajarinya dari salah satu penggiat lingkungan di Kelurahan Tangkerang Labuai, yang juga kader penggerak kampung berseri Astra Internasional sekaligus anggota DPD LPM Kota Pekanbaru, Mirshal atau yang lebih dikenal Achenk. 

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu, menyiapkan bahan utama yang harus tersedia dalam membuat ecobrick adalah sampah plastik. Jenis sampah plastik yang dimaksud di sini bisa bermacam-macam, mulai dari kemasan deterjen, kemasan minuman, kantong plastik sekali pakai atau kresek, sampai dengan bungkus makanan.

Setelah semua sampah plastik terkumpul, cuci bersih semuanya dengan menggunakan sabun, bisa deterjen atau sabun pencuci piring. Setelah itu, jemur sampah plastik yang sudah dicuci ini di bawah sinar matahari sampai kering. 

Selain sampah plastik, siapkan juga harus menyiapkan botol bekas air mineral ukuran 600 ml. Di mana nantinya botol-botol ini nantinya akan menjadi “bata” dalam membuat ecobrick. Kemudian semua botol tersebut tidak perlu dicuci jika sudah dalam keadaan bersih. Namun, bagian dalam botol harus kering sebelum diisi dengan sampah plastik.

Setelah itu, siapkan tongkat yang panjangnya dua kali lipat panjang botol air mineral, yang nantinya dipakai untuk mengemas sampah-sampah plastik agar muat dimasukkan ke dalam botol. Lalu memasukkan sampah-sampah plastik yang sudah dibersihkan tadi ke dalam botol bekas air mineral. Agar menghasilkan ecobrick yang cantik, masukkan plastik secara random agar tampak berwarna-warni. 

“Agar  lebih memudahkan saat dimasukkan plastik yang didapat sebelumnya dipotong hingga kecil terlebih dahulu. Tetapi jika ingin memasukkan sampah plastik utuh juga tidak apa-apa, “ kata dia. 

Simpan ecobrick yang sudah jadi di tempat yang teduh. Hindari paparan sinar matahari langsung agar botol-botol plastik ecobrick ini tidak menyusut. Apabila semua ecobrick sudah selesai dibuat, saatnya menyusun ecobrick ini menjadi sebuah benda atau bangunan. 

“Untuk kali ini ecobrick yang kami buat dijadikan sebagai kursi dimana untuk alasnya kami juga menggunakan bahan bekas yang tidak terpakai seperti kain perca yang mudah ditemui di sekitar kita, “ ucapnya. (gus)

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook