KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Srikandi Pendaki Gunung Indonesia (SPGI) atau yang akrab disapa Srikandi Pendaki menggelar aksi penanaman pohon dan diskusi lingkungan sempena peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni. Kegiatan ini dilaksanakan di Padang Pantai tepi Sungai Subayang, Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, beberapa hari lalu.
Hadir dalam kegiatan tersebut pendiri dan penasehat SPGI, Kunni Masrohanti bersama anggota. Mereka adalah, Butet Siregar selaku koordinator kegiatan, Shumairo, Oklidiya, Nur Amelia dan Utara.
Kunni merupakan pendaki perempuan asal Riau yang sudah menjelajahi gunung-gunung di Indonesia. Begitu juga dengan anggota SPGI yang juga sudah banyak melakukan pendakian.
''Hari Lingkungan Hidup Sedunia setahun hanya sekali. Nah kita ambil momen ini untuk aksi bersama, yakni tanam pohon dan diskusi lingkungan bersama masyarakat,,'' kata Butet selaku koordinator.
Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama SPGI dengan Pemuda Desa Kuntu, Yayasan Kuntu Warisan Budaya, Jungle Ghost Riau, Bengkel Seni, Papala Padang Sawah dan Union Adventure.
Saat penanaman pohon, masyarakat yang hadir antara lain, Oding (Ketua Pemuda Kuntu), Andre Roag dan Wakisman (pendiri Yayasan Kuntu Warisan Budaya), Kasmono (Ketua Papala dan Ketua Pemuda Desa Padang Sawah), Yanda Rahmanto (Ketua Jungle Ghost Riau Clan Warrohe Blood Indoans), Mona (Perempuan Adat Desa Kuntu), Andi bergelar Datuk Marajo (Lipat Kain),tokoh masyarakat, tokoh adat, komunitas penggiat alam dan masih banyak lainnya.
Pohon yang ditanam adalah pohon Pulai sebanyak 30 batang yang merupakan sumbangan BPDASHL Inrok. Seluruh pohon ditanam di sepanjang dua sisi hamparan hijau di Padang Pantai yang luas tersebut.
Diskusi digelar dua sesi. Sesi pertama sore hari dan sesi kedua malam hari. Diskusi malam selain dihadiri peserta yang sudah ada, juga dihadiri tiga ketua pemuda, yakni Ketua Pemuda Kuntu (Oding), Ketua Pemuda Padang Sawah (Kasmono) dan Ketua Pemuda Teluk Paman (Isrul). Hadir juga Ketua Bengkel Seni Dodi RA yang juga merupakan pemuda Kuntu.
'Kami sangat senang bisa hadir diskusi. Selain berbagi informasi tentang isu lingkungan, kami juga berencana membentuk Aliansi Ketua Pemuda Sungai Subayang setelah ini,'' kata Isrul, Ketua Pemuda Teluk Paman.
Diskusi malam itu memang santai, tapi banyak hal yang dibahas dengan serius. Tidak hanya peran pemuda dan ninik mamak dalam menjaga lingkungan, tapi juga sampai persoalan jual beli tanah ulayat yang kerap terjadi di tiga desa tersebut. Bahkan meluas serantau Kampar Kiri.
''Alhamdulillah. Kehadiran SPGI di Kuntu tidak hanya bisa saling berbagi terkait isu lingkungan dengan pemuda dan masyarakat, tapi bertambah saudara, silaturahmi terjalin baik. Terimakasih Kuntu, kami sudah disambut seperti keluarga. Semoga kerja sama akan terus terjalin ke depannya untuk menjalankan kegiatan bersama khususnya di Kuntu dan umumnya di Rantau Kampar Kiri. Terimakasih teman-teman komunitas yang bergabung, terimakasih BPDASHL yang membantu bibit pohon. SPGI tidak hanya bicara soal pendakian tapi juga lingkungan, sosial dan perempuan, khususnya perempuan bawah kaki pegunungan. Dan, Sungai Subayang ini berada di bawah kaki Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera. Semoga aksi ini bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,'' kata Kuni selaku pendiri dan pembina SPGI.(rls)
Editor: Eka G Putra