RIAUPOS.CO - Aksi nyata dalam mengedukasi masyarakat di Indonesia terkait bahaya sampah styrofoam terus digencarkan oleh The Antheia Project. Tak tanggung-tanggung, mengajak ratusan masyarakat di Muara Baru, Jakarta untuk bersama-sama memilih sampah styrofoam yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan tersebut, Sabtu (3/12).
Kegiatan seperti ini juga harus disegera digerakkan di Provinsi Riau, khususnya di Ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru yang kondisi sampah styrofoam sudah mengkhawatirkan. Dan harus segera ada gerakan antisipasi dilakukan sejak dini agar pencemaran tidak terjadi.
Saat ini sampah masih menjadi masalah utama bagi lingkungan, terutama sampah styrofoam yang merupakan sampah abadi. Banyak orang yang menggunakan styrofoam karena mudah digunakan tetapi sangat sulit dihancurkan. Hal itulah yang membuat permasalahan sampah styrofoam tak kunjung usai dan menumpuk menjadi dampak buruk bagi lingkungan. Pengelolaan sampah sampah yang kurang baik membuat The Antheia Project tergerak untuk berkontribusi dalam memberikan edukasi dan awareness ke publik.
Sebagai gerakan pemuda yang percaya diri, inspiratif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan mengajak masyarakat untuk bertindak sekarang, menggunakan program edukasi, pengelolaan sampah berkelanjutan, dan rehabilitasi kehidupan laut untuk melindungi bumi.
The Antheia Project mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan secara global tentang masalah sampah, khususnya styrofoam kepada masyarakat luas dengan edukasi dan aksi berkelanjutan.
Kampanye pembersihan pantai (beach clean-up) ramai dilakukan secara rutin yang melibatkan individu yang secara sukarela meluangkan waktu dan upaya mereka untuk membantu mengumpulkan dan membuang sampah yang ditemukan di pantai, sungai maupun pemukiman masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan tidak hanya untuk memperbaiki kondisi pantai, sungai maupun pemukiman masyarakat tetapi juga dapat menjadi wadah untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Selama kampanye beach clean up berjalan, sampah masih menjadi masalah utama bagi lingkungan.
Co Founder of The Antheia Project, Ruhani Nitiyudo yang menginisiasi langsung peduli lingkungan bertajuk Antheia Beach Clean Up Vol. 4 #SayNoToStyrofoam, yang juga ikut dalam aksi itu menjelaskan berdasarkan Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021 menyebutkan volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton, dan tahun 2022 naik mencapai 70 juta ton. Di mana, ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang tidak dikelola. Sementara itu masih banyak warga yang terdampak berbagai masalah kesehatan akibat pencemaran sampah di area pemukiman mereka.
The Antheia Project melalui kampanye #SayNoToStyrofoam adalah sebuah respon atas kondisi sampah styrofoam yang perlu dicari solusinya bersama-sama. “Antheia Beach Clean Up Vol. 4 #SayNoToStyrofoam” ini merupakan sebuah aksi nyata bahwa edukasi sampah masih harus dan penting untuk terus dilakukan. Antheia Beach Clean Up Vol. 4 #SayNoToStyrofoam mengambil lokasi di Pemukiman Muara Baru, karena di lokasi perlu dilakukan edukasi dan aksi pembersihan sampah khusus kepada masyarakat.
Ruhani juga mengajak seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia untuk melakukan aksi bersih-bersih lingkungan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk ditempati. Sampah styrofoam yang tidak dibuang dan diurai dengan baik merupakan masalah yang harus segera diatasi dan membutuhkan komitmen dari seluruh lapisan masyarakat. Edukasi dan aksi mengenai limbah juga diperlukan untuk mendukung gerakan dan semakin banyak orang yang terlibat untuk bersikap baik kepada alam. Selain itu penting juga dilakukan kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan.
“Beach Clean Up sudah kami lakukan hingga empat kali, sampai hari ini. Kami harap aksi ini, #SayNoToStyrofoam tidak berhenti sampai disini. Kami juga akan terus mengedukasi seluruh lapisan masyarakat mengenai bahaya sampah styrofoam dan perlunya pengelolaan sampah yang lebih baik,’’ kata Ruhani.
Terhadap aksi ini, dirinya menegaskan perlu dukungan dari pihak-pihak pemegang kebijakan untuk segera mengeluarkan peraturan terkait sampah styrofoam. ‘’Mari kita tumbuhkan semangat bersih-bersih tidak hanya untuk hari ini tetapi untuk jangka panjang yang setiap harinya bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sampah tidak hanya styrofoam, kebersihan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi untuk banyak orang dan lingkungan bersih menjadi kunci utama hidup sehat,” ujar Ruhani.
Selain kegiatan bersih-bersih lingkungan, The Antheia Project juga melakukan serangkaian acara edukasi dan aksi lingkungan seperti workshop pengolahan limbah, cerita dongeng, monolog seruan untuk mengurangi penggunaan styrofoam, dan hiburan penampilan bernyanyi. Dongeng berjudul sampah plastik memberikan pesan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah dengan benar. Dongeng juga bercerita tentang dampak sampah kepada manusia.
“Pada aksi bersih bersih keempat ini terdapat total 1.114 kilogram sampah yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan ini. Kedepan kami akan terus melakukan aksi Beach Clean Up dan memberikan surat-surat himbauan kepada perusahaan yang masih menggunakan styrofoam. Kami juga akan melakukan diskusi dengan pihak-pihak pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi sampah styrofoam,”tambah Ruhani. (gus)
Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru