Ini Misi Negosiator Delegasi Indonesioa pada COP 25

Lingkungan | Rabu, 04 Desember 2019 - 23:35 WIB

Ini Misi Negosiator Delegasi Indonesioa pada COP 25
Sebagian delegasi Indonesia di Konferensi UNFCCC di Madrid.

MADRID (RIAUPOS.CO) -- Indonesia kembali mengirimkan delegasi untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan menunjukkan aksi dan capaian Indonesia dalam penanggulangan perubahan iklim. Melalui dua jalur strategi, yaitu jalur negosiasi (hard diplomacy) dan jalur outreach dan campaign (soft diplomacy) dengan Paviliun Indonesia. Para negosiator Indonesia memperjuangkan misi berupa kepentingan dan komitmen (peningkatan ambisi) dalam pengisian gap dalam pencapaian target NDC Indonesia dan target kenaikan suhu di bawah 1,5 derajat Celcius.

Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Menteri (Wamen) LHK Alue Dohong selaku Head of Delegation (HoD) Indonesia dan didampingi oleh Duta Besar Indonesia HE Hermono (Head Alternate of Delegation), serta Dirjen PPI Ruanda Agung Sugardiman selaku National Focal Point dan juga Head Alternate of Delegation yang akan memimpin sekitar 44 delegasi RI dari berbagai kementerian dan lembaga, serta juga peserta Paviliun Indonesia dari berbagai stakeholder sektor yang terkait pengendalian perubahan iklim.


Jalur negosiasi yang diperjuangkan delegasi Indonesia di Konferensi UNFCCC di Madrid ini meliputi: Pertama, COP25 yang akan membahas implementasi dari Paris Agreement yang terangkum dalam Paris Agreement Work Programme; kedua CMP15 yang akan membahas kelanjutan dari Kyoto Protokol dalam meninjau kembali kewajiban negara maju dan transisi dari mekanisme yang ada di Protokol Kyoto; ketiga, CMA2 yang akan mengawasi implementasi Persetujuan Paris dan mengambil keputusan untuk mempromosikan efektifitas implementasi; keempat Badan Subsider UNFCCC (SBSTA51 dan SBI51) yang badan di bawah konvensi ini akan mendukung advise bidang teknik (SBSTA) dan bidang dukungan pendanaan (SBI) untuk implementasi dari konvensi.

"Kita sudah memiliki 40-50 negosiator yang terbagi dalam 13 tematik negosiasi yang akan kita perjuangkan di COP 25," ujar Wamen LHK Alue Dohon.

Beberapa agenda yang akan diperjuangkan delegasi RI baik dalam COP25/CMP15/CMA2/SBI dan SBSTA51 antara lain: terkait isu mitigasi, adaptasi, transparency framework dan global stocktake, technology development and transfer, capacity building, pendanaan (finance), article 6 terkait pasar karbon, agriculture, response measure, gender di perubahan iklim, penelitian dan system observasi, masyarakat lokal dan masyarakat adat.

Kemudian pada soft diplomacy, dipastikan sejumlah tokoh dunia dijadwalkan menjadi pembicara pada Paviliun Indonesia. Di antara yang sudah dipastikan adalah Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat yang bersama panel antar pemerintah untuk perubahan iklim pernah dianugerahi nobel perdamaian.

Selain Al Gore, tokoh dunia lain yang akan hadir adalah Profesor Nicholas Stern seorang ekonom penulis buku The Economics of Climate Change yang menjadi kitab rujukan global dalam memperhitungan dampak perubahan iklim dalam paradigma ekonomi. Ada juga Profesor Jeffrey Sachs, ekonom Amerika Serikat yang memiliki banyak pemikiran tentang pengentasan kemiskinan.(rls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook