Riau Dikepung Banjir, Tiga Pintu PLTA Dibuka 50 Cm

Lingkungan | Kamis, 08 November 2018 - 13:30 WIB

Riau Dikepung Banjir, Tiga Pintu PLTA Dibuka 50 Cm
PIKUL MOTOR: Masyarakat Desa Sangau, Kecamatan Kuantan Mudik harus memikul motor yang hendak melewati beberapa daerah menuju Kecamatan Pucuk Rantau akibat banjir yang merendam jalan-jalan dan pemukiman warga, Rabu (7/11/2018). (Mardias chan /Riau Pos)

Kuansing tak ada BPBD. Pemkab koordinasinya ke Dinas Sosial. Jadi bantuan dikirimkan dari Dinas Sosial provinsi. Namun kami terus pantau terkait banjir di Kuansing,” ujar Edwar Sanger.

Sedangkan di Kampar, kata Edwar, belum ada pemukiman warga yang terdampak banjir akibat pembukaan pintu buangan PLTA Koto Panjang. Sementara banjir di Kuansing, telah merendam 99 desa di 12 kecamatan. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Kuantan. Hal ini terjadi karena debit air dari hulu yang tinggi. Hulu Sungai Kuantan ini dari Sumatera Barat.

Terdata, ada sebanyak 7.006 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Sedikitnya ada 4.578 unit rumah dan 3.148 hektare lahan sawah di Kuansing terendam banjir. 
Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Kemudian di Inhu ada 11 kecamatan terdampak banjir. Antara lain di Kecamatan Rengat, yang merendam 651 rumah warga, di enam kelurahan. Kemudian di Kecamatan Rengat Barat, ada tiga kelurahan yang terendam. Selanjutnya di enam kelurahan di Kecamatan Pasir Penyu merendam 160 rumah warga, Kecamatan Lirik merendam sembilan rumah warga, Kecamatan Sungai Lala, sebanyak 320 rumah warga yang terendam.

Kemudian 165 rumah warga di tiga kelurahan di Kecamatan Kelayang terendam banjir, dua kelurahan di Lubuk Batu Jaya, lima kelurahan di Kecamatan Rakit Kulim, dan tiga kelurahan di Kecamatan Batang Peranap, yang merendam 129 rumah warga. Paling parah, di Kecamatan Peranap, yang merendam 756 rumah warga, yang tersebar di delapan kelurahan. Terakhir di Kuala Cenaku, yang hanya merendam satu kelurahan.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, Dahrius Husin mengatakan, dari hasil koordinasi dengan pemerintah setempat, banjir yang terjadi di Inhu sudah dipasang tenda pengungsian.

“Inhu sudah didirikan tenda pengungsian. Masyarakat yang mengungsi sudah bisa. Banjir ini karena air sungai meluap. Kalau meluap, dataran rendah terendam,” katanya. Sama halnya dengan Kabupaten Kampar. Jika pintu buangan dibuka, maka daerah hilir waduk PLTA akan terendam.

Dari informasi yang diterima terakhir kata dia, banjir di Kuansing dan Indragiri Hulu sudah mulai surut. Namun pihaknya masih tetap siaga. “Dari informasi yang didapat, Inhu, Kuansing sudah surut. Kalau hujan lebat lagi di hulu, maka bisa saja naik lagi,” kata dia.

Dia juga telah mendapat kabar dari Pemkab Inhu, bencana banjir tersebut sudah ditetapkan siaga darurat. “Di Inhu, menurut informasi sudah siaga darurat. Sehingga bisa dikeluarkan bantuan dari provinsi. Kalau provinsi, belum ada status siaga darurat,” ujarnya.

Pantau Penyakit Pascabanjir 
Dinas Kesehatan Riau terus mendata kasus penyakit yang terjadi akibat banjir di kabupaten/kota se Riau. Sedikitnya ada empat kabupaten/kota dipetakan Diskes Riau yang dilanda banjir. Daerah itu seperti Kuansing, Rohil, Inhil, dan  Dumai. “Petugas kami sudah turun ke lapangan untuk inventaris gangguan yang terjadi disebabkan banjir,” kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Yohanes, kemarin.

Yohanes mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan makanan pembantu jenis biskuit untuk korban banjir, khususnya untuk bayi, ibu hamil dan lansia.

“Kami juga sudah distribusikan abate untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk akibat banjir. Sehingga masyarakat terhindar dari penyakit DBD (demam berdarah dengue, red),” ujarnya. 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook