“Bayangkan saja Anda mendatangi salon atau tukang gigi yang nggak pernah tahu, bahkan nggak mau tahu mensterilkan alat-alat yang digunakan. Bukan tidak mungkin salah satu korbannya ada menderita penyakit menular. Bagaimana kalau ternyata itu HIV dan tiba-tiba Anda tertular. Hal kecil yang tujuannya hanya untuk gegayaan, tiba-tiba mengancam nyawa Anda, serem kan?,” sambungnya.
Wah, ngeri banget ya. Bukannya cantik, yang ada malah nambah penyakit Ladies. Kemudian dari segi materi. Behel abal-abal memiliki kemungkinan terjadinya pergeseran extreem atau bahkan ada gigi yang sampai lepas dari socket-nya. Bisa juga susunannya dari yang hancur malah semakin hancur.
Artinya kamu pasti perlu dana lebih banyak untuk perbaikan guna memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan oleh pelaku behel abal-abal atau tukang gigi tersebut. Biayanya bisa lebih mahal dibanding jika kamu memasang behel pada profesionalnya sejak awal Ladies.
Dokter gigi Ayank sendiri pernah menangani kasus parah pasien akibat behel abal-abal. “Kasus terparah yang pernah saya tangani adalah pasien datang dengan kondisi gigi depan sudah dipotong oleh tukang gigi. Akibatnya, giginya mekar seperti bunga. Kondisi gigi semua sudah berantakan. Gigi sudah tidak dalam lengkung rahang normal. Kalau gigi depan sudah dipotong, saya mau apakan lagi? Untuk sementara saya fokus memperbaiki posisinya dulu. Next step-nya dibikin gigi palsu cekat atau permanen,” paparnya.
Tragis banget ya Ladies. Dampaknya bisa separah itu. Belum lagi jika alat yang digunakan tidak higienis seperti yang dikatakan dokter tadi. Bakteri dan bibit penyakit tentu mudah berpindah. Jika sudah masuk ke daerah luka, terbawa aliran darah mengendap di organ vital. Ladies bayangkan saja jika bakteri masuk ke jantung.
“Atau seperti yang saya ceritakan tadi. Ini memang sudah real terjadi. Pasien pasang behel di tukang gigi. Ternyata dia punya pacar yang terinfeksi HIV. Kemudian pasien rutin visit dokter dengan keluhan sariawan yang tak kunjung sembuh. Tiba-tiba, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata pasien terinfeksi virus HIV. Bayangkan tukang gigi yang nggak pernah mensterilkan alat tempurnya dan tiba-tiba ada pasien yang sudah terinfeksi HIV dan dia menjadi sumber penyebaran penyakit buat korban lainnya, super horor bukan,” terangnya lagi.
So, masih berpikiran untuk memasang behel abal-abal? Lebih baik keinginan tersebut dikubur dalam-dalam ya. Atau yang sudah terlanjur memasang, segera tanggalkan dan konsultasikan ke dokter gigi. “Kalau mau pasang behel, silakan kunjungi dokter gigi terdekat. Jangan pernah korbankan kesehatan dan masa depanmu hanya untuk tampil cantik. Beauty is pain itu mungkin benar. Tapi lebih benarnya lagi jika ditangani oleh ahli yang berkompeten di bidangnya dalam hal ini dokter gigi dan spesialis orthodonti. So visit dentist 1 kali dalam 6 bulan. Konsultasikan kesehatan gigi dan mulut kamu secara rutin biar cantik kamu makin terpancar,” ujarnya.(azr)
Laporan SITI AZURA