TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Kondisi Jalan di kawasan eks transmigrasi saat ini memprihatinkan. Terutama jalan akses penghubung antardesa di wilayah Kuansing bagian atas tersebut. Namun di sebagian ruas jalan ada perbaikan yang dilakukan perusahaan yang juga menjadi lokasi akses masuk dan keluar kendaraan operasional mereka.
Dari penelusuran Riau Pos akhir pekan lalu, terlihat akses antardesa kawasan di eks trans ini, mulai dari Singingi Hilir, Singingi, Logas Tanah Darat dan Sentajo Raya kondisi kian rusak. Jalan tanah becek, berlumpur dan berlubang.
Sedangkan jalan yang sebelumnya diaspal, terlihat sudah hancur. Sehingga sebagiannya ditutupi lumpur. Kondisi ini terlihat, mulai dari Desa Koto Baru, Bukit Raya, Beringin Jaya, Sukamaju. Lalu ke Suka Damai, Sumber Jaya, Sungai Buluh, Simpang Raya terus ke desa Petai.
Kemudian masuk dari Simpang Sambung menuju Desa Sungai Bawang, Desa Sungai Kuning, Sungai Sirih, Petai Baru. Jalannya banyak yang rusak. Sehingga untuk menjangkau antar desa terasa melelahkan.
Masih dalam penelusuran, memasuki Petai Baru melintas di lokasi PT Wanasari ke Desa Kuantan Sako, Bumi Mulya, Sukaraja Logas Tanah Darat terus ke Langsat Hulu, Muara Langsat, Marsawa dan Geringging Baru di Kecamatan Sentajo Raya, kondisinya sama.
Akibat kerusakan jalan sangat terasa jika masuk ke kawasan eks trans Singingi Hilir dari arah Koto Baru. Menjelang simpang ke Desa Bukit Raya dan Muara Bahan, pengendara harus siap bergerak lambat dan siap menahan goncangan yang membuat perut terguncang dan mengerem setiap saat. Sebab kerusakan jalan akibat aspal terlepas dan lubang yang banyak.
Begitu juga saat masuk dari kawasan Desa Petai, sambung Desa Logas dan Simpang Handoyo Desa Jake. Kondisinya ibarat warga di sana sami mawon.
Kondisi jalan yang bagus hanya dirasakan di sekitar wilayah desa masing-masing. Seperti yang disampaikan Kuat Waluyo, warga Desa Sukamaju Singingi Hilir.
Ia mengutarakan nasib mereka ini atas kondisi jalan penghubung desa yang rusak itu dan jalan penghubung antardesa yang belum diaspal dan banyak rusak.
"Dari Desa Koto Baru ke Sukamaju memerlukan waktu lebih satu jam akibat kondisi jalan yang banyak rusak itu. Kondisi ini terasa sekali mempengaruhi daya tahan kenderaan warga dalam hal mencegah kerusakan," katanya.
Ia harapkan ke depan kawasan mereka mendapat perhatian seperti di masa lalu yang dengan mengaspal jalan di lingkungan desa. Dengan demikian saat ini warga terhindar dari debu saat musim kemarau dan becek saat musim hujan.
"Iya, tidak ada perbaikan berarti terhadap kondisi insfrastruktur sebagaimana yang selama ini kami harapkan. Padahal jalan poros yang menghubung antar desa sangat perlu diaspal," keluhnya saat itu.
Sementara itu, anggota DPRD Kuansing H Sutoyo menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Kuansing ini. Dan ia pun mengakui, kondisi jalan di wilayah eks trans ini rusak parah.
"Maka ke depan kita perlu pemimpin yang berkomitmen untuk membangun Kuansing ke arah yang lebih baik. Saya siap memperjuangkan aspirasi ini nantinya,” katanya.(jps)