TELUKKUANTAN(RIAUPOS.CO)- Polsek Kuantan Mudik, Senin (24/1/2022) melakukan operasi penertiban Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Rantau Sialang dan di Desa Pulau Binjai Kecamatan Kuantan Mudik.
Saat operasi, lima rakit PETI jenis Keong Cipuik sedang beroperasi. Namun operasi yang dipimpin oleh Kapol Subsektor Gunung Toar, Polsek Kuantan Mudik IPTU ME Siregar beserta sepuluh orang personel Polsek Kuantan Mudik, Aipda Ken FG, Aipda Raja.F, Aipda Anton Purnawan, Aipda Yuris Manar, Bripka Kartolo, Bripka Nofriyandi, Bripka Wildan, Bripka Asril, Bripka Yoky, Briptu Fahrul Rozi, gagal menangkap para pelaku penambangan ilegal itu.
"Pada saat hendak dilakukan penangkapan para pekerja PETI berhasil melarikan diri ke sungai dengan cara berenang dan menyeberangi sungai," ujar Kapolres Kuansing AKBP Rendra Oktha Dinata melalui Kasi Humas Polres Kuansing AKP Tapip Usman SH yang dihubungi Riaupos.co.
Menurut Tapip, operasi penindakan PETI di wilayah hukum Kuantan Mudik sudah sering dilakukan. Namun pelaku masih tetap nekat melakukan aktivitasnya itu. Untuk itu Kapolres Kuansing, kata Tapip, memberikan ultimatum kepada personel Polsek Kuantan Mudik jika pelaku masih nekat melakukan aktivitas ilegal, apalagi di aliran Sungai Kuantan, agar melakukan tindakan tegas.
"Aktivitas PETI di aliran Sungai Kuantan mengancam kesehatan masyarakat luas. Untuk itu pelaku yang masih nekat, diambil tindak tegas," papat Tapip.
Di ungkapkannya, barang bukti yang ditemukan saat penindakan, seperti peralatan beserta mesin PETI dilakukan pengrusakan agar tidak dapat dipergunakan kembali.
Dalam operasi itu diamankan barang bukti berupa satu unit mesin robin, satu buah slang, dua lembar karpet, dan satu buah dulang.
Kendala yang dihadapi dalam operasi penindakan pelaku ilegal itu, kondisi alam yang terbuka, sehingga kedatangan petugas dapat diketahui pelaku. Akibatnya pelaku dengan cepat melarikan diri, menyeberangi sungai sehingga menyulitkan dalam penangkapan pelaku.
Selain itu, banyaknya akses jalan menuju TKP, ditambah lagi kondisi TKP aliran sungai yang cukup dalam.
Laporan: Desriandi Candra (Telukkantan)
Editor: Hary B Koriun