KOTA (RIAUPOS.CO) -- Dua dari empat tersangka dugaan penganiayaan terhadap anggota Sabhara Polda Riau, belum berhasil tertangkap. Pasalnya, para pelaku telah melarikan diri ke luar wilayah Kota Bertuah.
Kasus penganiayaan tersebut, berawal dari perkelahian antara ratusan anggota Korps Bhayangkara Polda Riau dengan ratusan orang dari kelompok geng motor di Gelanggang Remaja, Jalan Jendral Sudirman, Ahad (21/4) dini hari. Akibatnya, tiga anggota Sabhara menerima luka tusuk senjata tajam.
Mereka diketahui bernama Bripda Firli Novendri mengalami luka pada bagian paha kaki kanan. Lalu, Bripda Joss Hafizon Zalukha terkena luka penikaman di bagian lengan sebelah kiri dan Bripda Riko Samuel Sibutar-butar yang mengalami luka di bagian punggung kiri.
Dimana kejadian itu, bermula ketika 20 anggota Sabhara Polda Riau tengah melintasi Jalan Sudirman menuju Jalan Kaharuddin Nasution, Sabtu (20/4) sekitar pukul 23.00 WIB dengan tujuan membeli makanan. Namun, ketika berada di depan Purna MTQ, mereka berjumpa dengan 20 warga sipil mengunakan kendaraan roda dua. Lalu, anggota Polda Riau yang melintas dilempari batu oleh sekelompok OTK tersebut.
Saat itu, salah seorang anggota Polri sempat berhenti, tetapi telah dikepung. Hingga akhirnya berhasil melarikan diri serta meminta pertolongan kepada rekannya di Polda Riau.
Sekitar pukul 01.00 WIB, ketiga anggota Polri bersama rekannya dari Polda Riau diperkirakan berjumlah 100 orang berkumpul di depan Gelanggang Remaja, Jalan Jenderal Sudirman. Namun, tiba-tiba datang segerombolan OTK yang jumlahnya lebih banyak menghampiri dan melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto mengakui, dua tersangka penganiayaan tersebut belum tertangkap. Dikatakannya, mereka berinisial AAN dan RS telah dimasukan ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
‘’Tim tengah melakukan pengejaran terhadap mereka (AAN dan RS, red),’’ ungkap Susanto kepada Riau Pos saat dijumpai di Mako Brimob Polda Riau, Rabu (24/4).
Dalam upaya pencarian, sambung Susanto, diketahui kedua tersangka telah melarikan diri ke luar wilayah Kota Pekanbaru. Namun, mengenai di mana keberadaan para pelaku tersebut, dia belum bersedia menyampaikannya.
‘’Keduanya sudah tidak berada di Pekanbaru. Meraka ini, (peranannya) sebagai motor penggerak penganiayaan itu,’’ tambah perwira berpangkat tiga bunga melati di pundak itu.
Sementara, terhadap adanya peristiwa penganiayaan anggota Polri itu, disampaikan Kapolresta Pekanbaru, pihaknya akan menggelar razia untuk menertibkan geng motor maupun balapan liar yang meresahkan warga Kota Bertuah. ‘’Kami akan lakukan razia. Tapi tidak semua geng motor seperti itu, melainkan ada juga sabagai geng motor yang melakukan kegiatan positif,’’ jelas Susanto.
Sebelumnya, Polresta Pekanbaru menerima dua laporan polisi dalam peristiwa perkelahian antara ratusan anggota Sabhara Polda Riau dan kelompok geng motor. Pertama, terkait laporan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap orang secara bersama. Kedua, laporan melakukan kekerasan secara bersama terhadap objek barang yakni Rumah Sakit (RS) Syafira.
Dari laporan itu, jajaran Polresta Pekanbaru di-back up Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau melakukan penyelidikan. Hasilnya, menetapkan dan mengamankan empat orang tersangka yang diduga melakukan penganiayaan terhadap anggota Sabhara Polda Riau dan perusakan di RS Syafira.
Untuk tersangka diduga melakukan penganiayaan berisinial AA (25) dan FA (19). Keduanya perperan sebagai otak pelaku serta melakukan pemukulan terhadap anggota Sabhara Polda Riau. Lalu, menetapkan dua orang sebagai daftar pencarian orang (DPO) berinisial AAN dan SR. Mengingat keduanya, mempunyai peran besar dalam penganiayaan tersebut.
Sedangkan terhadap tersangka diduga melakukan perusakan, dipaparkan Susanto, berinisial FA (19), GM (17) dan BI (23). Di mana mereka melempar batu dan kayu di RS Syafira. Sedangkan terhadap tersangka FA, selain melakukan kekerasan juga melakukan perusakan.
Wakasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Mr N Aritonang, mengatakan kondisi aparat yang menjadi korban aksi kejahatan para tersangka, saat ini juga telah mulai membaik keadaannya.(rnl)
(Laporan Riri Radam dan Sakiman, Kota)