KOTA (RIAPOS.CO) - Pakar kriminologi Riau, Dr Syahrul Akmal Latif MSi menilai kemudahan masyarakat umum membeli atribut kepolisian atau aparat, menjadi salah satu faktor terjadinya aksi polisi gadungan. Pernyataannya ini terkait lima pria berseragam polisi yang berusaha melakukan penangkapan salah seorang pengendara L300 di Jalan Arengka I di sekitaran Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) yang diduga terjadi pada Rabu (13/3/2019) lalu.
"Coba lihat di toko-toko yang menjual barang kepolisian. Kan tidak bertanya-tanya saat ada yang membeli," jelas Syahrul kepada Riau Pos, Jumat (15/3).
Dikatakan Syahrul, seharusnya toko yang secara khusus menjual atribut abdi negara ikut mengamankan dan memonitor siapa pembeli dan kegunaannya. Dengan begitu, atribut tidak dengan mudah diperoleh orang-orang tidak berkepentingan.
"Minimal menunjukan kartu anggotanya. Kadang tidak, siapa mau beli silakan. Sampai pangkat ada dijual," ucapnya.
Apabila terus dibiarkan. Hal ini ditakutkan akan menciptakan kegaduhan serta menghindari tingkat emosional masyarakat kepada polisi sehingga membuat pengadilan baru kepada pelaku kejahatan.
"Tata krama tidak terukur, maling infak dihajar satu rukun warga, habislah," ujarnya.
Walaupun aturan secara jelas tidak memperbolehkan memakai atribut kepolisian tanpa izin, namun kenyataannya banyak oknum mengaku-ngaku polisi. Sehingga masyarakat diminta untuk tidak takut menanyakan identitas dan kelengkapan surat-suratnya. "Tidak perlu takut, jangan sembarangan kasih, minta identitasnya," tambahnya.
Syahrul menjelaskan, momen pemilihan presiden dan legislatif April mendatang menjadi ruang pelaku kriminalitas. Maka dari itu, polisi jangan lengah membaca situasi dan kondisi sosial harus menjadi garda terdepan dari permasalahan tindakan pidana tersebut.
"Ini merupakan tantangan serius pihak kepolisian selain sedang disibukan dengan mobilitas politik," jelasnya.
Syahrul menambahkan ini bukan kali pertama pelaku melakukan modus operandi pelaku ini memanfaatkan target. Untuk itulah, polisi diminta cepat bertindak agar keadaan kembali kondusif.
"Karena sudah berhasil, makanya lakukan lagi, mereka menunggu momen yang pas. Menjadi tugas teman-teman intel lakukan investigasi," tuturnya.
Makanya, masyarakat harus peduli dengan keadaan sekitar. Apabila terjadi sesuatu yang mencurigakan segera melapor kepada pihak berwajib supaya ruang gerak pelaku bisa diminimalisir.
"Ciptakan poskamling lagi dan bhabinkamtibmas perlu lakukan sosialisasi ke masyarakat agar tahu cara menghadapi oknum-okum seperti itu," tutupnya. (*1/lin)
(Laporan Mario Kisaz, Kota)