JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kelompok teroris terus mencari cara melakukan aksi teror. Densus 88 Antiteror menemukan fakta baru bahwa Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi tengah membuat bom yang bisa dipicu dengan jaringan wifi. Belasan anggota JAD Bekasi masih dikejar, belum bisa dipastikan apakah di antara mereka membawa bom atau tidak.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, saat dianalisa diketahui terdapat sejumlah barang bukti yang mengindikasikan perakitan bom dengan sistem switch jaringan wifi. EY, amir JAD Bekasi yang tengah membuatnya. ”Dari pengakuannya, diketahui bom rakitan yang dipicu dengan wifi ini telah diuji coba dan berhasil,” ujarnya.
Bom dengan pemicu jaringan wifi ini menggunakan router sebagai perantaranya. Router itu digunakan untuk media jaringan wifi hingga bisa mengendalikan waktu bom meledak. ”Misalnya, lima bom itu pakai jaringan wifi bisa diledakkan satu per satu atau sekaligus,” paparnya.
Menurutnya, penggunaan bom dengan pemicu jaringan wifi ini belum pernah dipakai kelompok teror di Indonesia. Yang pernah ada pemicu dengan menggunakan sinyal handphone. ”Ini bom bali dulu,” jelasnya.
Penggunaan jaringan wifi untuk memicu bom menguatkan dugaan bahwa serangan bom memang akan dilakukan saat people power. Sebab, sudah mahfum penggunaan jamming sinyal handphone saat terjadi unjuk rasa skala besar. ”Kemungkinan untuk menghindari jamming itu,” tuturnya.
Bila, saat jamming sinyal handphone terdapat bom dengan pemicu sinyal handphone, bisa jadi bom tidak bisa meledak atau malah meledak dengan membahayakan pembuatnya. ”Makanya, dia menghindar pakai jaringan wifi,” jelasnya.
Menurutnya, EY belajar merakit bom dengan pemicu jaringan wifi ini hanya dari media sosial. Terdapat akun media sosial yang secara khusus memasok cara pembuatan bom. ”Makanya, kami telah berkerja sama dengan Kemenkominfo untuk memblokir 1.600 akun media sosial terkait terorisme,” tuturnya.
Yang juga penting, diketahui saat ini anggota kelompok JAD Bekasi masih banyak yang bebas. Dia menuturkan, jumlah pastinya tidak bisa disebutkan, namun kemungkinan jumlah yang masih dikejar mencapai belasan. ”Itu saja soal jumlah,” ujarnya.
Dalam penindakan tersebut, didapatkan dua bom dengan pemicu wifi. Namun, belum diketahui apakah ada yang membawa bom di antara belasan anggota JAD Bekas yang masih dikejar. ”Kalau ini perlu pendalaman dahulu,” jelas mantan Karo SDM Polda Kalimantan Tengah tersebut.(idr/lim)
Editor: Eko Faizin