JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyakit kanker berkembang ke stadium lanjut. Semakin cepat kanker diobati, akan semakin baik prognosis atau kualitas hidup pasien. Para ahli kanker di Indonesia menegaskan pengobatan pasien kanker di dalam negeri saat ini semakin baik.
Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional menandatangani MoU dengan Becton Dickinson (BD) Indonesia untuk mendukung pelatihan bagi praktisi kesehatan di Indonesia sebagai bagian dari Continuous Education Program untuk pengembangan keilmuan leukemia dan limfoma immunophenotyping di Indonesia. Leukemia dan limfoma adalah salah satu kanker yang paling umum di dunia dan di Indonesia. Kedua kanker ini adalah jenis kanker darah.
Saat ini, Indonesia masih kekurangan tenaga kerja yang mampu menangani leukemia, termasuk hemato-onkologi dan ahli patologi klinis. Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL (K) MARS, mengatakan sebagai pusat pengobatan kanker, pihaknya menyediakan diagnosis yang akurat untuk deteksi kanker darah.
Kali ini dengan meningkatkan kolaborasi dengan memberikan program pelatihan kepada operator dan ahli patologi yang memungkinkan mereka untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru dalam diagnosis.
"Kami sudah melakukan pengujian leukemia immunophenotyping di Indonesia, dan telah melakukan tes ini sejak tahun 1994 untuk mendukung diagnosis leukemia, sekarang ada 11 rumah sakit pemerintah yang melakukan leukemia immunophenotyping," kata Abdul, Jumat (30/8).
Apa Itu Immunophenotyping? Immunophenotyping adalah teknik yang digunakan untuk mempelajari protein yang diekspresikan oleh sel. Teknik ini biasa digunakan dalam penelitian dan tujuan diagnostik laboratorium untuk mendeteksi tumor, seperti dalam diagnosis leukemia.
Dilansir dari Hematology.org, sebagian besar kanker darah bermula di sumsum tulang tempat darah diproduksi. Sel punca di sumsum tulang matang dan berkembang menjadi tiga jenis sel darah, yakni sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada sebagian besar kasus kanker darah, proses pengembangan sel darah normal terganggu oleh pertumbuhan yang tidak terkontrol dari jenis sel darah abnormal. Sel-sel darah yang abnormal ini mencegah darah melakukan fungsinya, seperti melawan infeksi atau mencegah pendarahan yang serius.
Ada tiga jenis utama kanker darah, yaitu, Leukemia. Leukemia adalah sejenis kanker dalam darah dan sumsum tulang yang disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih abnormal yang cepat. Tingginya jumlah sel darah putih yang abnormal tidak mampu melawan infeksi, dan mereka merusak kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan trombosit.
Kemudian Limfoma. Limfoma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi sistem limfatik yang punya fungsi menghilangkan cairan berlebih dari tubuh dan menghasilkan sel-sel kekebalan. Limfosit adalah jenis sel darah putih yang melawan infeksi. Limfosit yang abnormal akan berubah menjadi sel limfoma yang berkembang biak dan berkumpul di kelenjar getah bening dan jaringan lainnya. Seiring waktu, sel-sel kanker ini merusak sistem kekebalan tubuh.
Lalu Myeloma. Myeloma adalah kanker sel plasma. Sel plasma sendiri merupakan sel darah putih yang menghasilkan antibodi penangkal penyakit dan infeksi dalam tubuh. Sel-sel myeloma mencegah produksi antibodi yang normal, membuat sistem kekebalan tubuh melemah dan rentan terhadap infeksi.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi