JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Melanie Subono tak percaya belum ada kasus virus corona di Indonesia. Virus yang berasal dari Tiongkok ini telah merenggut ribuan nyawa dan menyebar ke banyak negara.
"Saya tidak percaya virus corona belum masuk ke Indonesia," tegas Melanie Subono saat dikonfirmasi JawaPos.com, Sabtu (29/2).
Pernyataannya tersebut semakin diperkuat setelah sekitar pekan lalu dia sedang berada di sebuah rumah sakit di Jakarta. Kala itu dirinya dan orang-orang diusir oleh seorang petugas.
Tak hanya mengusir, petugas juga keceplosan mengatakan bahwa ada pasien yang terinfeksi virus korona. Melanie menceritakan kejadian tersebut melalui media sosial.
"Rumah sakitnya di sebuah rumah sakit umum di area Pasar Minggu," ucap Melanie.
Dia semakin yakin, Indonesia telah terjangkit virus corona setelah adanya turis asing yang berwisata ke Bali, dan disebut-sebut positif terjangkit virus korona. Ada yang menyatakan bahwa turis itu positif korona setelah meninggalkan Indonesia.
Tapi tak sedikit juga yang percaya si turis tadi sudah terjangkit sejak liburan di Bali. “Mana ada sih turis asing datang jauh-jauh ke kota berpantai tinggal di dalam hotel selama dua minggu, memang dia engga naik lift? Dia enggak bersinggungan dengan room service hotel? Dia enggak bersinggungan dengan resepsionis hotel?” ungkap Melanie.
Dari kejadian-kejadian tersebut, Melanie pun mendesak pemerintah untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya. Menurut dia, pemerintah tak perlu menutup-tutupi jika memang sudah diketemukan kasus. Sebab, hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Iya donk (mendesak). Masyarakat luas perlu tahu. Bukan hanya masyarakat luas, dunia juga perlu tahu. Karena untuk mencari vaksin atau obat sebuah penyakit harus tahu sumber penyebarannya secara lengkap. Makanya WHO bilang kalau sampai ada sebuah negara yang tidak melaporkan, itu sebuah kejahatan dan kejam. Dan itu benar,” paparnya.
Berikut pernyataan lengkap Melanie yang diunggah di akun Instagramnya.
Demi Tuhan, demi apapun gue berharap postingan gue ini salah.
Tapi kalau sampai Coronavirus sudah ada di Indonesia dan ditutupi karena tidak mau ada kepanikan atau takut pariwisata dan lain-lain turun, maka itu jahat dan egois.
Dunia butuh pemetaan untuk bisa menemukan solusi.
Kita diserang negara-negara lain yang enggak percaya di kita enggak-enggak masuk sama sekali dan gue agak percaya mereka sih. Gue sendiri ada di sebuah RS minggu lalu, di mana medadak gue diusir orang berbaju kaya hazmat gitu dan dia keceplosan ada orang suspect corona katanya.
Begitu gue confirm ke resepsionis mereka butuh briefing untuk jawab pertanyaan gue dan kembali dengan ‘Enggak kok, itu DBD’ tapi orangnya diisolasi dan habis itu gue enggak boleh tanya-tanya lagi.
Apa pendapat lo? Begitu juga orang yang merasa sakit, tolong jangan semua dianggap masuk angin dan kelar dengan dikerok doang. No, itu enggak butuh travelling …
Disneyland tutup, umrah tutup, ini meninggal dah di Eropa, Amerika, Timur Tengah tanpa mereka bersentuhan atau travelling sebelumnya. Kalau lo ngerasain apapun tapi enggak mau periksa, di moment-moment kaya gini itu egois dan jahat pada sekitar lo.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal