JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Emosi seseorang bisa terbaca lewat sentuhan pada sebuah benda. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian ilmuwan Rusia. Baru-baru ini peneliti menemukan bahwa sensasi menyentuh berbagai tekstur benda mempengaruhi munculnya emosi tertentu.
Menurut penulis penelitian ini, temuan ini akan membantu mempelajari secara lebih rinci persepsi emosi melalui sentuhan benda menyentuh. Hasil penelitian dipublikasikan di majalah Consciousness and Cognition.
Para peneliti di Universitas Psikologi dan Pendidikan (MSUPE) Moskow dan Sekolah Tinggi Ekonomi Universitas Riset Nasional telah berhasil menunjukkan bahwa tekstur yang berbeda dikaitkan dengan berbagai kategori emosi.
Misalnya, bulu halus dan beludru dikaitkan dengan emosi kegembiraan, marmer dan kaca halus dan dingin dikaitkan dengan kesedihan, sikat logam kasar dikaitkan dengan ketakutan dan kemarahan, sedangkan plastisin dan lendir lengket dikaitkan dengan perasaan jijik dan kejutan.
Menurut para ahli, mereka telah berhasil membentuk serangkaian tekstur yang dapat digunakan lebih lanjut untuk mempelajari persepsi emosi melalui sentuhan. Sedikitnya afa 21 tekstur benda yang dijadikan objek penelitian.
"Setelah survei online pendahuluan, kami telah memilih 21 tekstur yang paling sering dikaitkan dengan emosi tertentu, termasuk kaca, kayu, sutera, amplas, plastisin, marmer dan lain-lain," kata peneliti senior di Pusat Psikologi Eksperimental di MSUPE, Olga Korolkova, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4).
Menurutnya, studi utama melibatkan 108 peserta dengan mata tertutup. Mereka menyentuh berbagai tekstur dan menilai dari 0 hingga 5 seberapa banyak mereka mengaitkannya dengan enam emosi dasar yakni kegembiraan, ketakutan, kemarahan, kejutan, kesedihan dan jijik.
"Kami telah menunjukkan bahwa persepsi individu tentang emosi dapat dikaitkan dengan tingkat emosi negatif dengan tekstur," kata Korolkova.
Para ilmuwan mencatat bahwa sebelumnya, psikologi hanya mempelajari tingkat kesenangan atau ketidaknyamanan sambil menyentuh tekstur yang berbeda. Di masa depan, para peneliti ingin memperjelas sifat-sifat bahan untuk melihat indikator emosi kelembutan dan kekerasan, tingkat kehalusan dan elastisitas seseorang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi