(RIAUPOS.CO) - STRES merupakan bentuk reaksi psikologis yang normal terjadi jika terjadi peningkatan beban kehidupan, seperti beban pekerjaan. Stres timbul sebagai peringatan diri kita sendiri bahwa otak mengalami tekanan yang berlebihan.
Secara umum pengertian stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan yang berasal dari dalam dirinya sendiri ataupun tekanan dari luar atau orang lain.
“Stres tidak selalu buruk. Karena stres ada yang positif dan ada yang negatif. Stres positif ini memiliki manfaat yang baik bagi kita,’’ ujar Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater) Rumah Sakit Awal Bros Panam dr Ade Saputra Mulyapranata SpKJ kepada Riau Pos, Rabu (12/9).
Dr Ade mencontohkan, stres positif seperti anak-anak yang menghadapi ulangan dan ujian sekolah. Anak akan belajar keras agar bisa mendapatkan nilai yang baik. Demikian juga dengan bidang-bidang lainnya, stres justru memacu kita untuk lebih baik lagi.
Stres ada dua yakni eustress merupakan jenis stres normal yang bisa memotivasi dan memberi semangat seseorang. Saat eustress ini muncul akan menyebabkan seseorang ingin melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Stres ini tidak menimbulkan efek negatif atau sering juga di kenal dengan istilah stres yang positif. Distress sering dikenal dengan istilah stres negatif. Stres ini cukup mengganggu dan banyak orang menghindari stres yang satu ini. Distress bisa menyebabkan kondisi tubuh dan mental menjadi terpuruk dan dapat berujung pada gangguan mental contohnya depresi.
“Stress negatif akan menghasilkan hal negatif. Oleh karena itu agar stress tidak menimbulkan hal negatif, Anda harus pandai menyikapi permasalahan yang dihadapi,’’ katanya lagi.
Menurut dr Ade, cemas yang berlebihan termasuk gangguan mental karena gangguan mental merupakan sekelompok gejala perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku yang menimbulkan disfungsi.
“Dampak dari gangguan mental ini dapat mengganggu pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas sehari-hari,” terang dia.
Gangguan mental disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor biologi, psikologis, dan sosial. Adapun gangguan mental yang sering ditemui adalah skizofrenia, depresi, gangguan bipolar dan cemas.
Tanda dan gejala stress bisa dirasakan melalui gejala fisik seperti otot yang tegang, sakit kepala, sakit perut, dan gangguan pencernaan akibat keadaan atau situasi yang dialami.
Selain fisik, tanda-tanda lainnya berupa perubahan tingkah laku dan susah tidur juga merupakan gejala mengarah stress (bisa dibilang sudah stress tahap awal) Cirinya adalah seseorang yang biasanya ceria menjadi pendiam, sebaliknya seseorang yang biasanya pendiam jadi cerewet dan penuh dengan aksi.
Seseorang yang mengalami stress dapat mengalaminya hanya untuk sementara waktu saja dan bisa juga dalam waktu yang cukup lama. Pada rentan waktu yang terlalu lama karena stres adalah masalah kejiwaan, hasil yang tampak dari stress akan menimbulakan efek berupa bentuk sakit fisik dan sakit psikis.
Kesehatan jiwa terganggu, seseorang bisa menjadi agresif, menderita depresi, menderita gangguan cemas, menderita gangguan psikosomatik, dan dapat menyebabkan badan tidak sehat serta menderita penyakit fisik seperti:
• Tekanan darah tinggi
• Sakit kepala (tension headache)
• Sesak nafas
• Sakit jantung
• Radang usus, tukak lambung
• Sakit kulit (neurodermatitis)
• Arthritis
• Konstipasi
• Kanker, dan lain-lainnya.
Stress yang terus menerus dan tidak terkendali dapat menyebabkan kelemahan fisik dan kerusakan organ-organ tubuh. Stress bisa dibilang salah satu sumber penyakit yang berasal dari diri kita sendiri.
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena adanya stimulus daru luar (stressor). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Pengertian manajemen stress merupakan tindakan untuk mengelola gaya hidup, emosi, pikiran dan bagaimana upaya untuk menangani masalah. Seiring waktu, tingkat stres yang tinggi menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Itu sebabnya manajemen stress ini sangat penting. Seberapapun beratnya stress yang dihadapi, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi tekanan.
Sangat mudah untuk mengidentifikasi sumber stress setelah hal besar terjadi dalam hidup kita seperti berganti pekerjaan, pindah rumah, atau kehilangan orang yang dicintai. Tapi, menentukan dengan tepat sumber stress sehari-hari dapat menjadi lebih rumit.
Untuk mengidentifikasi sumber stres yang kita alami, kita perlu memperhatikan secara dekat kebiasaan, sikap, dan alasan penyebab stres. Salah satu caranya adalah dengan menulis jurnal setiap kali kita mengalami stress.
Tidak bisa dipungkiri lagi berolahraga tidak hanya menyehatkan badan tapi juga menyehatkan pikiran. Cukup berolahraga ringan seperti jogging, senam lantai dan lainnya selama 30 menit pikiran kita bisa menjadi lebih tenang. Cara yang sehat dan menyenangkan apalagi ditambah mendengarkan musik relaksasi.
Keterlibatan sosial adalah cara tercepat dan paling efisien untuk mengendalikan stres. Saat kita berinteraksi dengan orang lain otak akan melepaskan hormon yang dapat menenangkan pikiran dan menurunkan kadar stress yang dirasakan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membantu orang lain.
Sama seperti olahraga dengan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang kita bisa mengalihkan stress yang kita rasakan. Selain bersenang senang dengan menyediakan waktu senggang kita bisa melakukan berbagai hal yang berbeda dari kebiasaan sehingga lebih merasa santai dan tenang.
Antara lain yang bisa kita lakukan adalah dengan memulai gaya hidup sehat. Salah satu caranya adalah dengan rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, serta mengurangi gula dan kafein. Dengan begitu hidup kita akan terasa lebih tenang dari biasanya.***