KOTA (RIAUPOS.CO) - Realisasi program pemberian vaksin measles dan rubella (MR) di Pekanbaru tak mengalami peningkatan berarti di awal tahun 2019. Realisasi capaian pemberian vaksin ini hanya berada di angka 31 persen, jauh di bawah target nasional 95 persen. Waktu pemberian vaksin MR sendiri yang ditetapkan pemerintah berakhir pada 31 Oktober 2018. Lalu diperpanjang hingga akhir 2018. Hingga akhir pelaksanaan, realisasi pemberian berkisar di angka 53.489 jiwa. Di bawah target 281.211 jiwa.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (13/2), menyebut perpanjangan tidak diterapkan dalam pemberian vaksin MR. ’’Vaksin MR itu memang masanya berakhir, tapi kalau masyarakat datang ke puskesmas tetap kita layani. Jadi tidak diperpanjang, kami belum terima suratnya dari Kemenkes,’’ ujarnya. Dia tak menampik saat disebutkan target untuk Kota Pekanbaru tidak tercapai. ’’Iya. Target nasional 95 persen, kita hanya 31 persen. Kendalanya kontroversi halal haram saat vaksin itu di-launching. Ini membuat orang tua khawatir,’’ kata dia.
Saat kontroversi menyeruak, dia menyebut sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak agar masyarakat tetap mau divaksin. ’’Kita sudah upaya melalui tokoh masyarakat , MUI, tokoh agama, lintas agama, forkopimda. Dampaknya besar, pastilah. Masyarakat jadi ragu-ragu. Karena masyarakat mayoritas muslim,’’ sebutnya.
Pemberian vaksin MR sangat penting bagi kesehatan. Sebab bagi masyarakat yang tak pernah divaksin akan berisiko tinggi tertular penyakit campak dan rubella. Yang dapat menimbulkan radang otak, kebutaan, gizi buruk dan kematian.(gem)
(Laporan M ALI NURMAN, Kota)