Peran Orangtua dalam Mengawal Tumbuh Kembang Anak

Kesehatan | Minggu, 13 Oktober 2019 - 11:35 WIB

Peran Orangtua dalam Mengawal Tumbuh Kembang Anak

(RIAUPOS.CO) -- ORANGTUA menjadi faktor penting dan utama dalam menjaga, merawat serta mengawal pertumbuhan anak-anaknya. Sebab proses tumbuh kembangnya, orangtua harus sigap serta peduli terhadap kondisi anak. Bahkan tugas tersebut harus diemban sejak masa awal kehidupan anak.

Apabila orangtua tidak sigap dan kurang memberi perhatian, maka akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya pada kemudian harinya. "Maka dari itu, orangtua wajib perhatikan kondisi sejak anak-anaknya mulai dari masa kandungan," ucapnya.


Apabila orangtua lalai, maka akan berefek kepada pertumbuhan anak kedepannya. Dijelaskannya, di usia menginjak tiga bulan, bayi cenderung menunjukkan aktivitas motorik seperti mengangkat kepala.

"Kalau pada saat itu orangtua kurang peduli maka akan memperlambat proses tumbuh kembang anak hingga menginjak usia dewasa nantinya," jelasnya.

Ada empat komponen tumbuh kembang anak bisa dilihat dari kemampuan motorik kasar, motorik halus, sensorik dan personal sosial. Untuk motorik kasar itu meliputi gerakan setiap anggota gerak tubuhnya. Seperti, berdiri, lari dan lainnya.

Untuk motorik halus itu berupa sentuhan yang ditunjukan seperti adanya usaha untuk meraih suatu benda yang ada disekitarnya.

"Kemampuan sensorik itu bisa mencoba memperlihatkan kemampuan bersuara, seperti ocehan. Sedangkan kemampuan personal sosial lebih kepada kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Keempat komponen ini harus dikawal oleh orangtua sedini mungkin," ujarnya.

Selain itu, ditambahkan Dr Kobal, jika melihat sesuatu yang janggal pada anak. Orangtua diminta segera berkonsultasi dengan pihak medis.

"Terkecuali faktor turunan atau gen, misalnya anak mengidap down syndrome makan akan sulit untuk diobati karena sudah faktor turunan," tambahnya.

Bukan hanya itu, faktor lingkungan juga membeli andil pada pertumbuhan anak. Kondisi lingkungan yang sunyi juga akan berpengaruh pada cara berkomunikasi anak. "Anak cenderung diam dan akan enggan berbicara," jelasnya.

Meski begitu, kondisi ini masih bisa diobati dengan melakukan rekayasa lingkungan melalui program terapi. Kemudian masalah anak yang terlambat bicara maupun bergerak disebabkan faktor virus yang menyerang saat kehamilan bisa dilakukan terapi untuk melatih anak tersebut.

Untuk itulah, ia berbagi tips perihal itu. Pertama dengan mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini. Kedua menjaga nutrisi dalam tubuh agar dapat berkembang secara optimal.

Tak lupa pula menyeimbangkan dengan aktivitas. "Jangan memaksakan anak untuk beraktivitas seperti belajar dari pagi sampai malam hari. Itu akan menganggu proses tumbuh kembang serta mempengaruhi stres pada anak," tegasnya.

Dalam kesehariannya, orangtua juga pastinya mendambakan kondisi anaknya tumbuh sempurna, sama halnya dengan tinggi badan. Tak hanya soal meningkatkan kepercayaan diri, namun rata-rata pekerjaan menerapkan standar tinggi badan minimal.

Menjawab permasalahan itu, RS Awal Bros Pekanbaru memiliki Growth Clinic untuk memaksimalkan tinggi badan seseorang melalui metode yang ada. Seseorang bisa menambah tinggi hingga lima centimeter maupun sesuai target yang diinginkan.

"Perlu diketahui, proses ini tidak bisa instan begitu saja butuh proses dan waktu," tambahnya.

Beberapa kasus yang ditemuinya, orangtua biasanya menginginkan tinggi badan anak dapat dimaksimalkan ketika sudah menginjak bangku SMA. Ini sulit, karena proses pertumbuhan umumnya akan melambat saat itu.

"Baiknya ketika ingin memaksimalkan tinggi badan anak dengan memulai tetapi ketika duduk di bangku SMP. Kemudian kepada masyarakat dihimbau jangan begitu saja percaya pada jasa yang menawarkan bisa menambah tinggi badan. Selain prosesnya lama, tidak hanya dengan tarik tulang akan bertambah. Ada prosesnya dan harus ditangani oleh tenaga medis sesuai spesialisasi­nya," jelasnya. (*1)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook