Bayi Kembar Pertama Program IVF RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru di Riau

Kesehatan | Minggu, 24 September 2023 - 10:02 WIB

Bayi Kembar Pertama Program IVF RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru di Riau
Pasangan Tia Rusmaya dan Nuridan tampak bahagia menyambut kelahiran bayi kembar mereka di RS Awal Bros Pekanbaru, beberapa waktu lalu. (AWAL BROS UNTUK RIAUPOS)

Selama menjalani program bayi tabung di Klinik In Vitro Fertilisasi (IVF) Tunas Bangsa Awal Bros Pekanbaru, pasangan Tia Rusmaya dan Nuridan, warga Kabupaten Bengkalis yang baru menyambut kelahiran bayi kembar laki-laki mereka, merasakan pelayanan yang sangat prima.

Tia Rusmaya mengatakan, bukan sekedar menjadi pasien, bahkan mereka merasa dianggap seperti keluarga sendiri, apapun yang ingin ditanyakan, mereka bisa langsung berkomunikasi dengan dr Isa Ansori SpOG Subsp FER kapan pun mereka mau melalui sambungan telepon. Jarak antara Bengkalis dan Pekanbaru yang cukup jauh, tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka. Apalagi dr Isa sangat cepat tanggap, dan selalu menyediakan waktu begi mereka ketika hal-hal yang ingin ditanyakan.


“Pelayanan di Awal Bros sangat luar biasa, cepat tanggap. Kami tidak merasa hanya dianggap sebagai pasien saja, tapi merasa sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Kapan pun kami ingin berkonsultasi, walau di luar jam kerja, dr Isa selalu menyediakan waktu untuk kami. Belum pernah kami merasakan pelayanan seperti ini. Pelayanan dari semua perawat semuanya juga sangat baik,” tuturnya.

Sementara itu, dr Isa Ansori SpOG Subsp FER mengatakan, langkah awal yang dilakukan dalam program bayi tabung adalah melakukan screening secara fisik, dan melihat gaya hidup pasien, baik bagi istri mau pun suami.

“Dalam pemeriksaan fisik ini, kita menilai, apakah ada penyakit penyerta atau tidak. Kemudian juga tekanan darah, berat badan, serta persiapan lainnya, seperti melakukan diet sehat, mengkonsumsi vitamin. Kalau obesitas akan diturunkan dulu berat badannya melalui gaya hidup diet. Kondisi tubuhnya akan dicek dulu, yang mungkin akan mempengaruhi program,” kata dr Isa.

Ia menjelaskan, untuk perbaikan kondisi tersebut membutuhkan waktu 2 hingga 3 bulan, mulai screening, calon ibu dan bapak, kemudian melakukan hormonal, dinilai, apakah hormon calon ibu layak atau tidak.

“Selanjutnya diberikan obat suntikan untuk membesarkan sel telur. Rata-rata stimulasi dilakukan antara 8 sampai 10 hari dikasih obat. Kemudian dievaluasi, apakah ukuran sel telur sudah memenuhi syarat, kalau sudah tercapai, dilakukan panen sel telur. Pada saat yang sama, kita akan mendapatkan sel telur yang ada di dalam ovarium, di dalamnya ada oosite, mengawinkan sel telur dan sel sperma (icsi),” paparnya.

Keesokan harinya, akan dilakukan pemantauan embrio, dimulai hari pertama sampai hari kelima.“Harus ada tanda dibuahi, maka akan terbentuk embrio blastosis, itu yang akan kita transfer ke si calon ibu,” ujarnya.

Namun sebelum melakukan transfer, embrio akan dibekukan dan disimpan terlebih dulu, untuk mempersiapkan rahim terlebih dulu.“Kita tidak langsung transfer, karena dipastikan dulu rahimnya harus dalam kondisi bagus, kita simpan atau bekukan dulu. Bulan depannya baru proses persiapan rahimnya,” jelasnya.

Diberikan obat hormonal dikatakan dr Isa supaya rahimnya tebal. Kalau ketebalannya sudah mencapai minimal 8 mili, maka sudah tercapai, selanjutnya baru dutransfer ke dalam rahim.

“Kita tunggu 2 pekan, ketika hamil, kemudian dilakukan screening, kemudian kontrol secara berkala seperti kehamilan pada umumnya, hingga siap dilahirkan,” tuturnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook