TIDUR DI TEMPAT BIASA TANPA INKUBATOR

Nyawa Puluhan Bayi di RS Al Shifa Gaza Terancam

Internasional | Kamis, 16 November 2023 - 11:19 WIB

Nyawa Puluhan Bayi di RS Al Shifa Gaza Terancam
Dua anak Palestina yang terluka mendapat perawatan dari tim medis di Rumah Sakit Al-Aqsa menyusul pemboman Israel di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu (15/11/2023). (BASHAR TALEB / AFP)

GAZA (RIAUPOS.CO) - PENGEPUNGAN yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sejak (7/10) lalu telah membuat beberapa fasilitas medis tidak beroperasi. RS Al-Shifa yang merupakan satu-satunya fasilitas medis utama di Gaza, kini telah kehabisan bahan bakar untuk sekedar menyalakan inkubator.

Alhasil nyawa 33 bayi di RS Al-Shifa terancam. Sebelumnya, fasilitas medis tersebut menampung 36 bayi, akan tetapi tiga diantaranya meninggal karena tiadanya inkubator.


Para bayi yang berbobot kurang lebih 700 – 800 gram ini berbaring berdampingan di tempat biasa tanpa adanya inkubator. Staf medis mengatakan, keadaan para bayi ini mengerikan karena mereka mudah terkena infeksi dan tanpa adanya penyesuaian terhadap tingkat kelembaban dan suhu.

“Untungnya mereka masih berusia 36 hari, kami tidak kehilangan satu pun dari mereka dalam semalam,” kata Dr Ahmed El Mokhatallali, seorang ahli bedah kepada Reuters melalui telepon dari Al Shifa.

‘’Tetapi tetap saja risikonya sangat tinggi, kita masih mempunyai risiko kehilangannya,” tambahnya.

Sebelumnya, Selasa (14/11), Militer Israel menawarkan pemindahan inkubator ke jalur Gaza sebagai langkah untuk memungkinkan evakuasi bayi-bayi tersebut. “Upaya ekstensif sedang dilakukan untuk memastikan bahwa inkubator yang berada di belakang saya ini dapat menjangkau bayi-bayi di Gaza tanpa penundaan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Israel untuk urusan Palestina.

Seorang pejabat Israel yang terlibat dalam upaya tersebut, yang berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama, mengatakan tiga inkubator yang tersedia telah disediakan oleh rumah sakit Israel.

“Tujuannya adalah untuk memungkinkan evakuasi bayi yang baru lahir dengan aman. Menurut pemahaman kami, Shifa tidak memiliki inkubator transportasi yang diperlukan untuk itu,” kata pejabat itu.

Sementara itu juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tidak keberatan untuk mengevakuasi 33 bayi tersebut, akan tetapi tidak ada mekanisme untuk melakukan hal itu. “Kami tidak keberatan jika bayi-bayi tersebut dipindahkan ke rumah sakit mana pun di Mesir, Tepi Barat atau bahkan ke rumah sakit pendudukan (Israel). Yang paling kami pedulikan adalah kesejahteraan dan kehidupan bayi-bayi tersebut,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra berbicara melalui telepon dari rumah sakit.

“Sejauh ini belum ada mekanisme yang jelas,” tambahnya. Israel, yang secara efektif memblokade Gaza, telah menolak gencatan senjata, dengan alasan bahwa Hamas hanya akan menggunakannya untuk berkumpul kembali.

Akan tetapi mereka telah mengizinkan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan makanan dan pasokan lainnya mengalir masuk dan orang asing dapat melarikan diri. Sebagai informasi, hingga saat ini,  Israel telah memperluas dominasi serangan di jalur Gaza baik dari udara maupun darat yang mengakibatkan bertambahnya korban jiwa.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, jumlah korban tewas di Palestina telah mencapai 10.818 orang, bertambah lebih dari 300 orang dalam sehari.

Sementara di Tepi Barat, 175 warga  tewas oleh serangan Israel yang membabi buta. Jumlah korban tersebut mencakup lebih dari 4.412 anak-anak. 2.641 wanita dan 611 orang lanjut usia. Pihak kementerian juga melaporkan lebih 25.000 orang lainnya terluka akibat perang ini.(esi)

Laporan JPG, Gaza









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook