JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Naiknya berat badan ternyata bukan hanya karena terlalu banyak makan. Kurang tidur ternyata dapat memicu obesitas atau kegemukan.
Penelitian menunjukkan seseorang mengalami kurang tidur hingga 72 persen lebih berisiko mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan jumlah tidur yang cukup. Sebuah studi yang dilakukan European Society of Cardiology menemukan bahwa kenaikan berat badan lebih sering terjadi pada remaja yang tidur kurang dari 7 jam per malam.
Kurang tidur selama masa remaja juga dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan kadar glukosa darah yang tidak teratur serta kadar lipid darah. Penulis senior Jesus Martinez Gomez mengatakan, studi mereka menunjukkan kebanyakan remaja tidak cukup tidur sehingga mengalami kelebihan berat badan. Situasi itu berpotensi membuat mereka mengalami masalah kesehatan di masa depan.
”Kami sedang menyelidiki apakah kebiasaan tidur yang buruk terkait dengan waktu layar yang berlebihan, yang dapat menjelaskan mengapa remaja lebih sedikit tidur,” kata Jesus Martinez Gomez seperti dilansir dari diabetes.co.uk, Senin (12/9).
Selama penelitian, tim ilmuwan menganalisis kebiasaan tidur, BMI, dan hasil kesehatan lebih dari 1.200 remaja. Mereka menemukan bahwa peserta yang tidur kurang dari tujuh jam per malam, 72 persen lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih lama.
Menurut temuan penelitian, peserta laki-laki kurang tidur dibandingkan peserta perempuan. ”Hubungan antara kurang tidur dan kesehatan yang merugikan tidak tergantung pada asupan energi dan tingkat aktivitas fisik saja, tetapi juga pola tidur,” terang Gomez.
Dia menambahkan, kelebihan berat badan dan sindrom metabolik pada bisa berujung pada penyakit kardiovaskular. Misalnya jantung dan stroke.
”Orang tua harus dapat memberikan contoh yang baik dengan memiliki waktu tidur yang konsisten dan membatasi waktu layar di malam hari,” jelas Jesus Martinez Gomez.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman