PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Diabetes (diabetes melitus) atau sering disebut kencing manis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal.
Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun. Diabetes secara umum terdiri dari beberapa tipe, namun yang paling sering adalah diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang diakibatkan oleh akibat kegagalan produksi insulin oleh pankreas, karena kerusakan dari sel-sel pankreas. Insulin sendiri berfungsi agar gula di dalam darah dapat masuk kedalam otot untuk dimetabolisme menjadi energi. Dengan kekurangan insulin, gula di dalam darah akan tinggi kadarnya.
‘’Hal-hal yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 ini adalah pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan dengan tinggi gula, makan makanan siap saji, dan makanan kemasan,” ujar Dokter Umum Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru dr Engga Demartha, Jumat (27/4).
Selain itu, kegemukan, kurang aktivitas dan olahraga juga dapat menjadi predisposisi terjadinya penyakit ini.
Gejala dari penyakit diabetes pada umumnya adalah mudah haus, lapar dan sering buang air kecil terutama pada malam hari. Selain itu bisa terdapat gejala tambahan seperti berat badan turun tanpa sebab, mudah lelah dan mengantuk, gatal-gatal pada kulit, ada luka yang tak kunjung sembuh, mata terasa kabur, tangan dan kaki kesemutan dan gangguan ereksi pada pria.
Penyakit diabetes melitus tipe 2 ini memiliki banyak komplikasi, salah satunya adalah kaki diabetes. Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat kadar gula darah pada pasien dibetes yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi.
Mengapa saya membahas tentang kaki? Karena kaki adalah anggota tubuh yang berada paling bawah dan kadang jarang menjadi pusat perhatian kita, apalagi penderita diabetes yang sudah memiliki gangguan pembulu darah, gangguan persepsi saraf nyerinya terganggu, sehingga trauma atau luka kecil pada kaki tidak dirasakan dan lama kelamaan dikarenakan kebersihan kaki dan gula darah yang tidak terjaga menyebabkan infeksi serius pada kaki.
Sering kali kita jumpai penderita mengeluh kaki terasa sakit, kebas, dingin, kaki tampak pucat atau kebiru-biruan dan luka yang sukar sembuh. Tidak jarang pasien datang pada saat kakinya sudah mengalami infeksi dan berkembang menjadi tukak (gangren).
Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17 persen-32 persen, sedangkan angka laju amputasi berkisar antara 15 persen–30 persen. Perawatan kaki yang baik dapat mencegah kejadian amputasi sekitar 1/2 sampai 3/4.