JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kebiasaan makan malam larut telah menjadi hal yang umum di era modern. Kondisi dimana jadwal yang padat dan gaya hidup sibuk seringkali membuat kita mengabaikan jam makan.
Namun, tindakan ini memiliki dampak serius pada kesehatan kita yang mungkin seringkali terlupakan. Oleh karena itu, penting kita mengetahui secara singkat bagaimana tubuh kita mengolah makanan, dan mengapa makan malam larut dapat menjadi ancaman bagi tubuh.
Dilansir dari kanal YouTube @Tirta PengPengPeng pada Senin (6/11), diperkenalkan sistem Nervous Enterik. Sistem ini terdapat di dalam dinding saluran pencernaan manusia.
Sistem ini bertanggung jawab mengatur berbagai fungsi pencernaan, seperti peristaltik usus, sekresi enzim, dan gerakan makanan melalui saluran pencernaan.
Nervous Enterik bahkan mendapatkan julukan "otak kecil" karena perannya yang penting dalam mengatur proses pencernaan.
Dokter Tirta menjelaskan bahwa ketika kita merasa lapar atau ingin makan sesuatu, hal itu dikendalikan oleh sistem Nervous Enterik.
Selain itu, ketika kita merasa panik atau stres, sistem ini dapat mempercepat sistem pencernaan, yang mungkin berujung pada diare.
Saraf Plexus Mienterikus dan Plexus Enterikus
Dalam konteks ini, penting untuk memahami peran saraf plexus mienterikus dan plexus enterikus.
Saraf plexus mienterikus berada di sekitar saluran pencernaan dan mengatur peristaltik serta kontraksi otot pada sistem pencernaan.
Sementara itu, plexus enterikus adalah jaringan saraf yang terdapat di dalam dinding usus dan mengontrol berbagai aspek aktivitas pencernaan.
Seperti gerakan usus dan sekresi enzim. Keduanya berkolaborasi untuk membangun sistem pencernaan manusia.
Makan Malam Larut dan Dampaknya
Makan di atas jam 9 malam mengacaukan ritme alami tubuh dan mengganggu proses metabolisme.
Tubuh kita seharusnya berada dalam keadaan istirahat saat tidur begitupun juga organ pada diri kita.
Jika kita tetap melakukan kegiatan, otak akan mengirim sinyal ke lambung untuk menghasilkan asam lambung, yang mana hal ini akan menyebabkan kita merasa lapar.
Namun, dikarenakan pencernaan kita dalam kondisi istirahat, makanan akan tetap disimpan di lambung lebih lama.
Sehingga, hal ini dapat mengganggu tidur yang nyenyak dan mempengaruhi siklus tidur yang sehat.
Makan di malam hari juga mempengaruhi produksi insulin dan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berpotensi menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2.
Salah satu bahaya utama dari makan di atas jam 9 malam adalah meningkatnya risiko kenaikan berat badan.
Setelah jam 9 malam, tingkat aktivitas fisik kita umumnya menurun, sehingga kalori yang dikonsumsi cenderung tidak terbakar sepenuhnya.
Selain itu, makanan yang dikonsumsi di malam hari lebih cenderung mengandung lemak dan karbohidrat sederhana yang dapat dengan mudah disimpan sebagai lemak tubuh.
Makan di atas jam 9 malam secara teratur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Konsumsi makanan berat dan tinggi lemak di malam hari dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, serta tekanan darah, dan mengganggu keseimbangan gula darah.
Penting untuk memperhatikan waktu makan dan memberikan waktu yang cukup bagi sistem pencernaan untuk bekerja sebelum tidur.
Disarankan untuk menghindari makanan berat dan tinggi lemak di malam hari.
Serta memprioritaskan makan malam lebih awal agar tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan sebelum beristirahat.
Selain itu, mengadopsi kebiasaan makan seimbang, menjaga aktivitas fisik, dan mengelola stres juga penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Memahami pentingnya sistem pencernaan dan dampak makan malam larut bisa membantu kita membuat pilihan makanan yang lebih cerdas dan menjaga kesehatan jangka panjang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman