Wanita Viral Mengaku Paru-parunya Rusak karena Vape, Simak Bahayanya Menurut Ahli

Kesehatan | Senin, 07 Agustus 2023 - 15:05 WIB

Wanita Viral Mengaku Paru-parunya Rusak karena Vape, Simak Bahayanya Menurut Ahli
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Vape atau rokok elektronik merupakan salah satu Hasil Produksi Tembakau Lain (HPTL) atau sintetiknya dengan atau tanpa nikotin dan penambah rasa. Penggunaan vape dengan cara menghisap uap pemanasan atau cairan dari alat pemanas elektronik.

Saat ini vape digunakan sebagai alternatif pengganti rokok. Banyak dari pengguna vape yang meyakini bahwa barang tersebut lebih aman untuk digunakan daripada rokok. Namun Kemenkes RI menyangkal pernyataan tersebut dan menjelaskan bahwa vape mengandung nikotin, zat kimia lain yang bersifat racun (toksik) dan pemicu kanker (karsinogenik).


Hal ini diakui oleh salah satu pengguna media sosial TikTok dengan nama akun @ilovelucypt. Ia mengunggah video tentang perjuangannya menjalani keseharian akibat penggunaan vape. Dalam video dijelaskan bahwa ia harus menggunakan kursi roda ketika diharuskan berjalan jauh karena mudah terengah-engah. Lucy mengaku bahwa karena menggunakan vape, paru-parunya rusak.

Lucy juga perlu menggunakan masker yang memiliki filter udara karena tidak bisa mencium bau kimia yang kuat bahkan sekedar bau rokok. Jika Ia mencium bau yang kuat maka dapat menyebabkan paru-parunya membengkak selama berminggu-minggu.

“Vaping can cause irreparable damage to the lungs and I am living proof of that,” tulis Lucy pada unggahan akun TikTok, Sabtu (22/4) lalu.

Dilansir dari Healthshots.com penggunaan vape telah banyak diteliti dan menemui hasil bahwa barang tersebut sama bahayanya dengan rokok. Berikut penjelasannya:

Terdapat kesamaan efek samping vape dan rokok
Sekelompok peneliti dari Keck School of Medicine di University of Southern California memeriksa sel epitel dari mulut perokok, pengguna vape, dan kelompok orang yang tidak pernah menggunakan keduanya.

Hasil penelitian menunjukkan perokok dan pengguna vape memiliki kerusakan DNA yang cukup mirip dan kerusakannya dua kali lebih tinggi daripada bukan pengguna. Di satu sisi kerusakan DNA yang lebih tinggi ditunjukkan oleh pengguna vape yang menggunakan rasa manis, buah, atau rasa mint serta mod dan pod vape.

Menurut Ahmad Besaratinia, Ph.D., MPH penggunaan vape dalam jangka panjang dapat merusak DNA lebih parah.

Bahaya nikotin bagi kesehatan
Rokok elektronik tidak lagi dianggap aman karena mengandung komponen utama berupa nikotin. Satu batang rokok setara dengan 14 isapan rokok elektronik dan 15 batang rokok setara dengan 60 ml botol likuid vape 3 mg.

Dikutip dari Kemenkes.go.id, terdapat dampak pengguanaan rokok elektronik diantaranya pneumothorax, pencetus kanker, stunting, dan kerugian ekonomi sosial, sehingga kebiasaan menggunakan vape harus segera dihentikan untuk menghindari berbagai bahaya kesehatan di kemudian hari.


Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook