JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berada di sekitar perokok mungkin membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang membuat mereka mulai merokok? Dikutip dari American Cancer Society, kebanyakan orang mulai merokok karena melihat lingkungan sekitarnya yang merokok dan menganggap bahwa hal itu 'keren'.
Semua berawal dari 'coba-coba' hingga akhirnya mereka pun ketagihan dengan mengisap batang adiktif itu.
Selain itu, dilansir oleh JawaPos.com dari American Cancer Society, industri rokok melakukan upaya yang besar-besaran dalam mempromosikan produk mereka.
Dalam mempromosikan produknya, industri rokok menghabiskan triliunan rupiah untuk membuat iklan yang menggambarkan bahwa merokok itu 'keren' dan aman.
Tren terbaru dalam merokok di zaman sekarang adalah adanya rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vape.
Dalam sebuah artikelnya, American Cancer Society menyatakan bahwa vape atau rokok elektrik sering disalahpahami sebagai alternatif merokok yang lebih aman.
Padahal sebenarnya, vape juga mengandung zat adiktif yang bisa membuat para penggunanya ketagihan.
Lalu, zat apakah yang membuat rokok tradisional dan vape menjadi adiktif sehingga para perokok kesulitan untuk berhenti?
Dikutip dari US Food and Drug Administration, zat yang membuat rokok adiktif terkandung dalam tanaman tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok.
Tanaman tembakau itu mengandung zat bernama nikotin yang bisa menyebabkan para perokok ketagihan.
Hal itu karena nikotin bisa menyebabkan perubahan cara berpikir manusia di dalam otaknya, sehingga perokok akan terus-menerus ingin mengisap rokok.
US Food and Drug Administration juga menjelaskan bahwa beberapa produk berbahan tembakau seperti rokok, sengaja dirancang untuk menyalurkan nikotin ke otak dalam hitungan detik.
Kemudian, setelah nikotin tersalurkan ke otak, si perokok akan menjadi lebih cepat merasa ketagihan dengan rokok.
Adiksi yang disebabkan nikotin cukup tinggi, sehingga hanya sedikit dari para perokok yang benar-benar berhasil berhenti tanpa bantuan ahli.
Kandungan rata-rata nikotin yang terdapat pada rokok berjumlah sekitar 8 miligram, namun yang disalurkan ke otak kurang lebih hanya 1 hingga 2 miligram.
Selain adiktif, merokok juga bisa menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang berbahaya jika terus-menerus dikonsumsi.
Nikotin memang hanya membuat rokok menjadi sesuatu yang adiktif, namun yang membuat rokok berbahaya adalah bahan-bahan kimia lain yang terkandung di dalamnya.
Campuran dari berbagai bahan kimia beracun itulah yang bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan bahkan kanker.
Meskipun begitu, adiksi terhadap nikotin dalam rokok sebenarnya bisa disembuhkan melalui terapi dengan cara mencari pengganti nikotin dengan panduan dokter ahli yang terpercaya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman