JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan jumlah pengidap hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen atau 70 juta lebih penduduk berdasarkan Survei Nasional yang dilakukan pada tahun 2018, dikutip dari Antara, Selasa (6/6/2023).
“Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di negara kita. Bapak Menteri Kesehatan sebelumnya juga sudah menyampaikan bahwa setiap tiga orang ada satu pengidap hipertensi,” kata Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes Fatcha Nuraliyah dalam Webinar: Cegah dan Kendalikan Hipertensi untuk Hidup Sehat Lebih Lama yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Fatcha menuturkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, pengidap hipertensi sebanyak 36,80 persen diketahui berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pengidap laki-laki ada 31,3 persen.
Bila dirinci berdasarkan tingkat pendidikannya, sebesar 51,55 persen pengidap hipertensi tidak atau belum pernah bersekolah. Kemudian 46,25 persen tidak tamat SD, 39,99 persen tamat SD, 29,07 persen tamat SLTP/MTs, 25,92 persen tamat SLTA/MA dan 28,30 persen lainnya tamat DI/D2/D3/PT.
Sayangnya ketika dilihat berdasarkan tren usia, jumlah pengidap hipertensi memang didominasi oleh usia 75 tahun ke atas yakni sebesar 69,50 persen. Namun, jumlah pada usia 25-34 tahun perlu diperhatikan karena sudah menyentuh 20,10 persen dan pada usia 35-44 tahun mencapai 31,60 persen.
“Penyakit hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas 2018, bisa dianalogikan dari setiap 10 orang ada tiga orang yang hipertensi. Dari tiga penyandang itu, hanya ada satu orang yang berobat teratur, jadi berobat teratur belum juga tekanan darahnya turun menjadi normal,” ujarnya.
Fatcha menyayangkan pengidap hipertensi yang jumlahnya tinggi itu, disebabkan oleh pola makan sehari-hari masyarakat yang tidak sehat. Misalnya mengonsumsi kandungan Gula, Garam dan Lemak (GGL) melebihi batas normal.
Meski memiliki aktivitas yang padat pun, banyak orang kurang berolahraga walaupun sekadar melakukan olahraga ringan seperti joging atau jalan kaki.
Oleh karenanya, sebagaimana yang tertuang dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, Fatcha menganjurkan masyarakat untuk mulai membiasakan menerapkan batas konsumsi gula hanya empat sendok makan/orang/hari.
Kemudian untuk asupan garam adalah satu sendok teh/orang/hari. Sedangkan anjuran asupan lemak yakni lima sendok makan/orang/hari. Hal lain yang dirinya sarankan kepada masyarakat yaitu mulai rutin membiasakan berolahraga ringan setidaknya 15 hingga 20 menit per hari, sebagai bentuk pencegahan terkena penyakit tidak menular baik yang disebabkan hipertensi atau penyakit lain.
“Jangan lupa juga dengan berobat teratur kita mempertahankan tekanan darah yang bisa diakomodir oleh penderitanya kemudian tren prevalensi hipertensi,” kata Fatcha.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman