Penelitian Terbaru Sebut Covid-19 sebagai Virus Buatan Manusia

Kesehatan | Selasa, 06 Desember 2022 - 04:00 WIB

Penelitian Terbaru Sebut Covid-19 sebagai Virus Buatan Manusia
ILUSTRASI. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa Covid-19 adalah virus buatan manusia. (ANTARA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Asal-usul Covid-19 masih bergulir di kalangan para peneliti dunia seiring populasi yang semakin kebal dengan vaksin dan pandemi diproyeksi segera berakhir. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa Covid-19 adalah virus buatan manusia.

Dalam buku terbaru The Truth About Wuhan, ahli epidemiologi dan peneliti yang berbasis di AS Andrew Huff melalui surat kabar Inggris The Sun mengungkapkan Covid bocor dari Institut Virologi Wuhan (WIV), fasilitas penelitian yang dikelola dan didanai negara, dua tahun lalu. New York Post juga melaporkan hal itu.


“Virus buatan manusia yang bocor dari fasilitas tersebut,” ujarnya seperti dilansir dari NDTV, Senin (5/12/2022).

Ia mengklaim bahwa pandemi itu disebabkan oleh pendanaan pemerintah AS untuk virus Corona di Cina. Kutipan dari buku Huff telah diterbitkan di tabloid The Sun yang berbasis di Inggris. Menurut laporan New York Post, Huff adalah mantan wakil presiden dari EcoHealth Alliance, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New York yang mempelajari penyakit menular. Huff mengklaim dalam bukunya bahwa percobaan itu dilakukan dengan keamanan yang tidak memadai, mengakibatkan kebocoran di laboratorium Wuhan.

Laboratorium Wuhan telah menjadi pusat perdebatan sengit tentang asal-usul Covid-19. Pejabat pemerintah Cina dan pekerja laboratorium menyangkal bahwa virus tersebut berasal dari sana.

“Laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan,” kata Andrew Huff dalam bukunya.

Selama lebih dari satu dekade, organisasi tersebut telah mempelajari beberapa virus Korona pada kelelawar dengan dana dari National Institutes of Health (NIH) dan telah menjalin hubungan dekat dengan laboratorium Wuhan. NIH adalah lembaga utama pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas penelitian biomedis dan kesehatan masyarakat. The Post juga melaporkan bahwa menurut penyelidikan baru-baru ini yang diterbitkan oleh ProPublica/Vanity Fair, WIV adalah rumah bagi penelitian virus Corona paling berisiko di Cina

“Cina tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika,” tulis Huff.

“Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke Cina,” jelasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook