(RIAUPOS.CO) - Apakah Anda kerap merasa sulit berkonsentrasi saat siang hari? Jika ya, mungkin Anda telah begadang malam sebelumnya. Kebiasaan ini harus segera diubah, karena begadang tak hanya menyebabkan keluhan mengantuk di siang hari, tapi juga bisa meningkatkan risiko stroke.
Dalam pembuktiannya, sebuah penelitian dilakukan dengan mengamati 470 ribu partisipan berusia antara 7 hingga 25 tahun dari delapan negara. Penelitian yang dilakukan oleh profesor kedokteran jantung dan epidemiologi, Francesco Cappuccio, dan dosen ilmu klinis Dr Michelle Miller, mendapatkan kesimpulan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam per malam atau menderita susah tidur memiliki kesempatan 48 persen lebih besar untuk mengalami kematian akibat penyakit jantung dan 15 persen lebih besar untuk terkena serangan stroke.
Memperkuat temuan tersebut, sebuah tinjauan dari 16 studi yang melibatkan 1,3 juta orang menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki kemungkinan 12 persen lebih tinggi untuk meninggal sebelum usia 65.
Tak berhenti di situ, studi baru dari American Heart Association juga mengatakan hal demikian. Disebutkan bahwa orang-orang dengan sindrom metabolik yang kurang tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk kehilangan nyawa akibat penyakit jantung dan stroke.
Mengapa kurang tidur bisa menyebabkan penyakit jantung dan stroke? Ini karena kurang tidur bisa mengubah area otak seperti hipotalamus dan sekresi hormon yang berpotensi meningkatkan nafsu makan.
Kondisi ini merangsang sistem saraf simpatik yang kemudian meningkatkan tekanan darah. Akibatnya, terjadilah ketidakseimbangan dalam metabolisme dan regulasi glukosa tubuh.(nb/rvs/kdr/jpg)