NEW DELHI (RIAUPOS.CO) - Cuaca ekstrem tengah melanda India. Para penduduk lansia diminta tetap tinggal di rumah. Utamanya di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar. Sebab, terjadi gelombang panas. Setidaknya 96 orang dilaporkan meninggal di dua wilayah itu. Mereka mengalami heatstroke atau sengatan panas.
Ilmuwan dari Departemen Meteorologi India (IMD) Atul Kumar Singh mengatakan, suhu di seluruh Uttar Pradesh di atas normal. Tidak akan ada penurunan suhu dalam beberapa hari ke depan. Rata-rata suhu di Uttar Pradesh dan Bihar mencapai 43–45 derajat celsius.
Gelombang panas biasa terjadi pada Juni, ketika panas di musim panas melonjak hingga intensitas maksimum sebelum musim hujan tiba. Di sisi lain, banyak orang India yang mencari nafkah di bawah terik matahari. Mereka hanya melindungi diri dengan kain basah yang membungkus kepala.
Di Bihar, gelombang panas memicu 42 kematian. Di antara korban jiwa itu, 35 orang berada di dua rumah sakit di Patna. Lalu, ada 54 angka kematian di Distrik Ballia, Uttar Pradesh. Di distrik yang memiliki populasi 3 juta penduduk itu, suhu harian rata-rata mencapai 43 derajat Celsius.
Lebih panas 9 derajat dari biasanya. Pada saat yang sama, kelembapan mencapai 53 persen. Mayoritas korban berusia 60 tahun ke atas dan memiliki penyakit penyerta.
Kepala Petugas Medis Distrik Ballia Dr Jayant Kumar mengungkapkan, pada Kamis (15/6) ada 23 orang tewas dan hari berikutnya 11 orang.
’’Jumlah orang yang meninggal di luar batas normal,’’ ujarnya, seperti dikutip Deccan Herald.
Dalam tiga hari terakhir, ada 300–400 pasien yang dirawat di RS Ballia karena berbagai penyakit yang diperparah suhu ekstrem itu. Mereka menunjukkan gejala seperti demam tinggi, muntah, diare, kesulitan bernapas, dan masalah terkait jantung.
Menteri Kesehatan Negara Bagian Uttar Pradesh Brijesh Pathak mengatakan, pihaknya telah membuka penyelidikan atas penyebab kematian banyak orang di Ballia. Di luar Ballia, angka kematiannya tidak terlalu parah.
Padahal, suhunya sama-sama tinggi. Tim ahli yang dikirim ke Ballia oleh pemerintah negara bagian menyebut kematian itu dipicu faktor lain. Namun, belum diketahui secara jelas penyebabnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman