KEPULANGAN KAFILAH DISAMBUT MERIAH

Peserta MTQ Asal Meranti Merangkap Pelatih dan Ofisial

Kepulauan Meranti | Minggu, 31 Juli 2022 - 09:03 WIB

Peserta MTQ Asal Meranti Merangkap Pelatih dan Ofisial
Kepulangan sejumlah qari dan dan qariah Kabupaten Kepulauan Meranti disambut oleh berbagai kalangan, ormas, tokoh, OKP, dan masyarakat, Sabtu (30/7/2022). (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Sejumlah qari dan qariah Kepulauan Meranti tiba di negeri asal. Kepulangan mereka disambut gegap gempita dan bangga oleh warga, Sabtu (30/7/2022) siang. Tentu itu dipicu oleh jerih perjuangan mereka menuju Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XL Riau yang berbuah manis.

Mereka bangga. Perasaan itu diungkapkan oleh salah seorang peserta Eko Sarjono ketika menjawab sesi wawancara yang dilakukan oleh Riau Pos. Berbagai kendala menuju laga. Malah jauh sebelum mereka berangkat, katanya sampai final pun tak mengapa. Tapi menurutnya, Sang Pencipta berkehendak lain.


Alhamdulillah kami juara. Apalagi berlaga mandiri tanpa dukungan pemerintah seperti peserta dari daerah lain. Bangga terpaksa mandiri dari kemampuan pribadi dan donasi,” ujarnya.

Piala diperoleh di tengah kendala. Selain kemampuan finansial, Eko mengaku harus merangkap tiga peran sekaligus. Terkadang ia merasa sedih. Namun kondisi itu seketika terobati oleh semangat juang ia dan seluruh rekannya.

“Selain menjadi peserta, kami juga dipaksakan harus merangkap sebagai ofisial sekaligus pelatih. Kami tak ada pelatih, ofisial kurang karena memang keberangkatan kami tidak didukung oleh pemerintah,” ungkapnya.

Setidaknya mereka berhasil mengharumkan nama, karena seluruhnya dapat memboyong piala. Empat kategori berhasil memperoleh juara pertama, dua kategori juara kedua, dan satu kategori harapan dua.

Sayang karena kurangnya poin sehingga mereka terpaksa menempati posisi atau peringkat ketujuh dari dua belas kabupaten dan kota yang berlaga. Diakumulasi, nilai yang diterima keseluruhan persis berada di atas Kabupaten Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kota Dumai.

Tentunya kondisi ini dipicu oleh minimnya perwakilan yang terdiri dari tujuh orang peserta saja. Adapun qari dan qariah Kabupaten Kepulauan Meranti yang memperoleh predikat terbaik pertama diterima oleh Abdurrahman Sulaiman Saputra Hifzhil kategori tilawah quran satu juz, Gusnanda cabang tunanetra delapan juz. Seterusnya Eko Sarjono cabang qiraat alquran sepuluh juz, dan Azza Afkarina cabang hifzhil quran lima juz.

Di samping itu tiga orang lainnya memperoleh terbaik kedua seperti Muhammad Habbibul Haq Al Hanif kategori hifzhil quran cabang sepuluh juz dan Yogi Zatmika Khaththil cabang dekorasi. Sedangkan harapan kedua diraih oleh Laila di cabang tartil quran sembilan juz.

Minimnya jumlah qari dan qariah yang ikut serta dalam MTQ XL Riau 2022 ini bukan tanpa sebab. Ketika keberangkatan, perwakilan daerah lain dimotori penuh oleh pemerintahnya masing-masing. Kondisi ini tidak terjadi kepada perwakilan Kabupaten Kepulauan Meranti. Demikian diterangkan oleh ofisial  pendamping Kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti, Zulkhairil kepada awak media.

“Alhamdulillah, kita berhasil berada di peringkat tujuh walaupun peserta kita minim dan tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Namun berkat donasi dan kemampuan pribadi mereka mampu,” ujarnya.

Turun ke Jalan Minta Sumbangan
Untuk mengikuti MTQ XL Provinsi Riau di Kabupaten Rokan Hilir, Kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti diberangkatkan dari hasil donasi yang terkumpul sebanyak Rp41 juta. Koordinator penggalangan donasi untuk kafilah MTQ, Sugianto mengungkapkan bahwa ide awal penggalangan dana tercetus saat Pemerintah Kepulauan Meranti absen pada tahun ini.

Mereka pun terpaksa turun ke jalan untuk meminta sumbangan. Banyak pihak yang terlibat saat itu,  di antaranya ormas pemuda, awak media, tokoh masyarakat, dan pemuda serta mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi.

“Penggalangan donasi muncul karena ada rasa kerisauan dan kami merasa terpanggil. Kita melihat Pemkab Kepulauan Meranti tidak mengirimkan kafilah. Anggota Pemuda Pancasila, awak media, mahasiswa kami libatkan untuk menghimpun dana. Alhamdulillah pengusaha dan warga nonmuslim pun berpartisipasi ikut membantu. Apa yang kami lakukan hanyalah untuk menjaga semangat para kafilah dan marwah negeri. Semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat,” tuturnya.

Beberapa jam jelang keberangkatan, kafilah yang terkonfirmasi ikut ke MTQ Riau itu secara mendadak berkurang. Dari 23 orang yang terdiri dari 14 peserta dan 9 ofisial , hanya menyisakan 10 orang yang terdiri dari 7 peserta dan 4 ofisial.

Sugianto menambahkan, dengan berkurangnya peserta, maka anggaran yang awalnya tidak cukup mengakomodir kebutuhan kafilah bisa dimaksimalkan.

“Anggaran yang ada menjadi cukup untuk mengakomodir semua kebutuhan kafilah. Setiap peserta kita bekali uang saku per orangnya sebesar Rp1,5 juta,” pungkasnya.

Alasan Pemda  Enggan Terlibat MTQ Riau
Absennya keterlibatan pemerintah dalam memberangkatkan peserta ikut dalam ajang MTQ Provinsi Riau 2022 dipicu oleh sejumlah alasan. Langkah itu diputuskan dampak penilaian pemerintah terhadap minimnya kemampuan qari dan qariah asal Kepulauan Meranti, sampai soal minimnya persediaan anggaran karena tidak dianggarkan.

“Kita tunda dulu menjelang kita yakin siap,” ungkap Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH MM kepada Riau Pos belum lama ini.

Untuk mewujudkan target tersebut, dia meminta Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kepulauan Meranti untuk memanggil qari-qariah terbaik di Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan keahlian anak-anak Meranti dalam membaca Alquran.

“Kita tidak mengirim utusan ke MTQ Provinsi Riau. Nanti para juara MTQ tingkat kecamatan akan dilatih lagi oleh qari terbaik. Sudah hebat baru kita kirim ke luar,” ujarnya.

Seperti beberapa pekan sebelum ini, Kepulauan Meranti berhasil dan sukses menggelar MTQ XIII tingkat kabupaten. Sembilan kecamatan yang tersebar ikut serta dan Kecamatan Tebingtinggi Barat keluar sebagai juara umum. Kemudian adapun qariah terbaik MTQ XIII tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti atas nama Ainu Dhuha, pada cabang tilawah golongan dewasa. Qariah terbaik tersebut dihadiahkan berupa menunaikan ibadah haji, kerja, dan melanjutkan kuliah S-2 gratis. Soal anggaran juga dibenarkan oleh Kepala Bagian Kesra Setdakab Kepulauan Meranti, Syafrizal. Mengenai MTQ Provinsi memang tidak dianggarkan. Melainkan MTQ tingkat kabupaten saja.(wir)

“Anggaran untuk berangkat ke MTQ tingkat Provinsi Riau itu memang tidak ada. Buktinya DPA-nya tidak ada di kita. Untuk informasi lebih lengkap boleh ditanyakan ke Kabag Kesra yang lama,” kata Syafrizal.

Sementara itu mantan Kepala Bagian Kesra, Hasan saat ditanyakan mengenai hal itu membenarkan jika anggaran untuk MTQ tingkat Provinsi Riau itu tidak dianggarkan sama sekali.

“Anggarannya bukan dicoret, namun memang itu tidak dianggarkan. Begitu instruksi Bupati,” ucapnya singkat.

Ketika ditanyakan berapa anggaran yang biasa dianggarkan untuk keberangkatan tersebut, Hasan menyebutkan angkanya tidak kurang dari Rp 1 miliar.

“Seperti biasanya, anggaran yang kita anggarkan melalui Kesra untuk keberangkatan kafilah MTQ itu biasanya tidak kurang Rp1 miliar,” pungkasnya.

Diketahui, sebagai pendatang baru atau kabupaten termuda yang baru saja mekar, keberadaan Meranti cukup dipertimbangkan, tidak hanya tingkat provinsi namun juga tingkat nasional seni baca Alquran. Prestasi itu terbukti. Karena Kabupaten Kepulauan Meranti sempat tiga kali berturut turut bertahan juara umum dua mewakili Riau di  MTQ Nasional di Padang, Sumatra Barat 2020.

Sebelumnya, tepatnya 2016 ada enam qari dan qariah dikirim mengikuti MTQ Nasional Lombok NTB mewakili utusan kafilah Bumi Lancang Kuning. Hingga mereka menjadi rebutan oleh kabupaten dan kota lain di Riau.(wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook