POSITIF ZOONOSIS

Barantan Eksekusi Sapi Asal Jawa

Kepulauan Meranti | Jumat, 24 Januari 2020 - 10:16 WIB

Barantan Eksekusi Sapi Asal Jawa
EKSEKUSI SAPI: Jajaran Barantan Wilker Selatpanjang eksekusi bersyarat seekor sapi asal Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti yang terinfeksi zoonosis brucellosis SP, Rabu (23/1/20). (wira saputra/riau pos)

KEPULAUAN MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Balai Karantina Pertanian Hewan dan Tumbuh-tumbuhan (Barantan) Wilayah Kerja (Wilker) Selatpanjang mengeksekusi bersyarat seekor sapi asal Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti yang terinfeksi Zoonosis brucellosis SP. 

Eksekusi dilaksanakan di rumah potong milik pemda Jalan  Gelora, Kelurahan Selatpanjang Kota, Rabu (22/1) kemarin. Identifikasi dilakukan melalui uji laboratorium rose bengal test (RBT) dan complement fixation test (CFT).


"Hasil uji RBT dan CFT, sapi tersebut positif Brucellosis SP," ungkap Kepala Kantor Barantan Wilker Selatpanjang, drh  Abdul Aziz Nasution, Kamis (23/1) kepada Riau Pos.

Zoonosis brucellosis SP merupakan penyakit langka yang bisa menyerang hewan ternak, seperti sapi, kambing, kerbau dan sebagainya. Dampaknya hewan ternak tersebut mengalami masalah reproduksi,

Eksekusi bersyarat, menurut Aziz tidaklah dimusnahkan seutuhnya, namun beberapa bagian daging sapi tersebut masih bisa dikonsumsi. Namun langkah itu juga dilakukan dengan memerhatikan beberapa aspek, terlebih aspek lingkungan agar tidak terjadi pencemaran.

"Harus hati-hati. Pemotongan bersyarat wajib dilakukan untuk mencegah adanya cairan exudat dan sarang-sarang nekrose pada organ-organ visceral yang harus benar-benar dimusnahkan. Namun ada bagian-bagian yang masih bisa dikonsumsi," ujarnya.

Langkah itu juga dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi ternak dan hewan yang lain tidak ikut terinfeksi. Dibeberkannya ini kasus yang pertama 2020. Semula kasus yang sama juga terjadi 2019 kemarin. Untuk pemeriksaan Brucellosis tidak diambil perindividu hewan melainkan hanya sampling.

"Terhadap yang positif kita temukan 18 ekor sapi, dan pemeriksaan lanjutan terhadap 16 ekor sapi hasilnya negatif semua," katanya.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) drh Syafrilia Wulandari mengatakan, sapi yang positif terserang Brucellosis ini berasal dari Asahan Sumatera Utara, di mana sapi ini dipersiapkan untuk keperluan kurban.(kom)

Laporan WIRA SAPUTRA, Meranti









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook