SELATPANJANG (RIAUPOS.CO)- Operasi gabungan pencarian korban dan kapal hilang di perairan Kepulauan Meranti, resmi dihentikan. Demikian disampaikan Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti Ronald, Ahad (22/5).
Menurutnya, proses pencairan telah genap sepekan. Hingga Kamis (19/5), tanpa ditemukan sedikitpun tanda petunjuk yang ditemui Tim Gabungan, masyarakat dan perwakilan keluarga.
"Sudah kita tutup semalam (Ahad, red). Memasuki hari ke tujuh karena tidak ditemukan tanda-tanda dari korban," ungkapnya.
Walaupun demikian, Ronal mengatakan, operasi SAR bisa kembali dilaksanakan ketika ada petunjuk baru yang mengarah kepada korban beserta kapal yang hilang tersebut.
"Apabila diketemukan korban atau tanda-tanda, Operasi SAR kita buka kembali," jelasnya.
Ronal juga mengatakan pihak keluarga korban telah menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim gabungan dalam melakukan pencarian.
"Tanggapan dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada SAR gabungan karena sudah membantu mencari korban ketika hari pertama sampai dengan hari terakhir. Walaupun sampai dengan hari terakhir belum diketemukan juga," tuturnya.
Walaupun demikian pihak keluarga berharap keluarganya yang hilang bisa ditemukan. "Besar harapan keluarga almarhum bisa ditemukan, tapi memang sudah jalannya seperti ini keluarga hanya bisa mengikhlaskan dan bersabar," ujarnya.
Seperti diketahui satu unit kapal bermuatan besi menghilang setelah berangkat dari Desa Sungai Niur, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti Kamis (12/5) lalu. Awak serta armada hilang kontak sekitar pukul 19:00 WIB.
Adapun tim SAR gabungan yang turut serta dalam operasi terdiri dari, Unit Siaga SAR Meranti, Pos AL Meranti, Pol air Meranti, Syahbandar, BPBD dan nelayan setempat.
Sementara itu hilangnya kapal tersebut diduga telah tenggelam, karena di saat yang bersaaam cuaca cukup buruk. Kedua awak yang hilang terdiri, Basri (40) bersama Lego(30) sebelumnya membawa barang bekas berupa besi.(wir)