SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Senin (19/12), genap sudah 14 tahun Kepulauan Meranti mekar dan menjadi salah satu dari 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau. Terlepas dari pencapaian dan keberhasilan pembangunan seluruh sektor yang dilaksanakan oleh pemerintah, Meranti tertinggal jika dibandingkan dari sejumlah kota dan kabupaten lain di Provinsi Riau, terutama dalam menyongsong peradaban yang matang untuk menjadi daerah yang mandiri seperti penguasaan iman, ilmu, ekonomi, dan teknologi secara global.
"Hari ini (kemarin, red) genap 14 tahun Kepulauan Meranti dimekarkan menjadi kabupaten setelah 2009 lalu lepas dari kabupaten induk, Bengkalis. Kalau cerita perkembangan setelah pemekaran jelas ada. Malah banyak yang sudah dibangun. Tapi terlepas dari itu daerah ini masih tertinggal jauh dari yang lain. Jauh dari madani,” ujar Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kepulauan Meranti Ridwan Hasan kepada Riau Pos, Senin (19/12).
Ya, dominan masyarakat setempat prasejahtera. Banyak masyarakat Kepulauan Meranti masih terhimpit oleh situasi atau masih kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Faktornya lagi-lagi ekonomi. Dari informasi yang diterima, saat ini puluhan ribu keluarga daerah tersebut masuk dalam daftar keluarga penerima manfaat (KPM) pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa. “Masih tertinggal jauh, karena rata-rata warga kita penerima bantuan prasejahtera program pemerintah,” bebernya.
Walaupun demikian, pada usia yang tergolong masih muda kondisi ini menjadi sesuatu yang wajar. Artinya perlu proses yang panjang untuk menuju ke sana. “Masih muda dalam hitungan baru 14 tahun mekar. Perlu perjuangan yang konsisten oleh masyarakat hingga pemerintahannya,” bebernya.
Dari rekapitulasi laporan perkembangan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), hingga Oktober 2022 lalu sebanyak 101.978 orang masyarakat setempat masuk dalam daftar keluarga penerima manfaat (bansos) pemerintah. Data tersebut dilansir Riau Pos melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Kabupaten Kepulauan Meranti, beberapa hari lalu.
Lanjut Ridwan, padahal Kepulauan Meranti cukup diuntungkan dengan kondisi geografis yang strategis. Yang mana, Kepulauan Meranti berada pada Bagian Timur Pulau Sumatera. pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga. Bahkan kata dia masuk dalam daerah segitiga pertumbuhan ekonomi Asia dan gerbang lintas batas negara Malaysia dan Singapura. Persisnya berada di pesisir Selat Melaka.
Secara tak langsung, perairan Kepulauan Meranti juga berdekatan dengan daerah Free Trade Zone (perdagangan bebas pajak) seperti Tanjungbalai Karimun dan Batam, Kepulauan Riau. Sehingga, menurutnya banyak kemudahan yang mampu mendukung daerah tersebut agar dapat mencapai apa yang dicita-citakan bersama. Namun itu tidak akan berhasil terwujud jika masyarakat dan pemerintah setempat tak mampu membaca peluang ini secara bijak. “Artinya posisi Meranti cukup strategis karena berada pada di jalur eksklusif. Jadi kembali lagi,’’ ujarnya.(wir)