MENGENAL BERITA DAN MELAWAN HOAKS

PWI Meranti Gelar Seminar Jurnalistik

Kepulauan Meranti | Kamis, 19 Desember 2019 - 10:22 WIB

KEPULAUAN MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Meranti kembali mengampanyekan budaya antihoaks. Acara itu dikemas dalam workshop jurnalistik, di hall Hotel AKA Hotel, Rabu (18/12).

Puluhan peserta mereka libatkan. Mulai dari kalangan awak media, siswa, hingga mahasiswa yang tersebar di daerah setempat. Workshop untuk mengiringi perkembangan teknologi media massa, agar masyarakat selaku penerima informasi, tidak termakan informasi yang tidak benar.


Seperti dibeberkan oleh Ketua PWI Kabupaten Kepulauan Meranti A Yuliar kepada seluruh peserta. Menurutnya, mengenal sebuah berita dan melawan hoaks perlu intens dikampanyekan. Mengingat dampak yang telah ditimbulkan. Perpecahan keutuhan, hingga korban jiwa di beberapa daerah di Indonesia kerap terjadi hingga saat ini.

Walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa lembaga, dan instansi terkait. Namun, menurut Ahmad Yuliar, hal itu masih, dan masih saja kurang.

Terlebih bagi siswa dan mahasiswa. Sebagai ujung tombaknya media sosial yang sangat rentan terpapar dengan informasi yang menyesatkan. Maka perlu bimbingan.

"Di tangan mereka ada sumber informasi. Seperti kita ketahui, otak itu letaknya di kepala. Namun sekarang otak itu juga juga perlu berada di tangan. Jadi ketika melihat informasi yang menarik benar-benar tersaring dengan baik," ungkapnya.

Jika peserta dan masyarat tau apa saja tahapan yang mesti dilalui dalam memproduksi sebuah berita, maka secara otomatis ia memastikan pembaca dan penyebar informasi dapat memilah informasi yang layak publikasi, berita benar, dan berita hoaks.

Hendaknya, seluruh peserta dapat mengikuti tahapan seminar jurnalistik itu dengan baik, sehingga keluar dari sana, mereka dapat menjadi duta informasi di lingkungannya masing-masing agar aman dari informasi bohong.

Pesan senada juga disampaikan perwakilan UPT Dinas Pendikan dan Kebudayaan Provinsi Riau Mansurdin kepada peserta.

Menurutnya, istilah kabar hoaks telah ada di zaman dulu kala. "Kabar hoaks ini baru. Sudah ada zaman kami kecil, namun lebih dikenal dengan fitnah dan ghibah," ujarnya.

Seperti dikehatui, finah itu menurut ajaran Islam perbandingannya lebih kejam dari tindakan pembunuhan. Sehingga, jika diganti dengan kata yang lebih keren, dalam memproduksi kabar hoaks, juga diungkapkannya lebih kejam dari pembunuhan. (wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook