ALINEA

Endemi, Epidemi, dan Pandemi

Kepulauan Meranti | Minggu, 19 April 2020 - 11:24 WIB

Endemi, Epidemi, dan Pandemi

OLEH FATMAWATI ADNAN

CORONA merupakan momok yang paling menakutkan dan menggemparkan dunia sejak akhir Desember 2019. Virus mematikan ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina. Selanjutnya virus ini menyebar ke beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia.


Tahun 2020 pun diwarnai teror virus yang tidak terlihat secara kasat mata tetapi mampu “mengacaukan” kehidupan normal manusia selama berbulan-bulan. Orang-orang dianjurkan untuk berdiam di rumah, membatasi sosialisasi, menjaga jarak fisik, dan setiap hari mendengar berita kematian yang disebabkan oleh si kecil jahat yang digdaya ini.

Beberapa negara menerapkan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang sistem pernafasan ini. Kehidupan normal manusia pun berubah. Seiring dengan itu jutaan pesan, informasi, dan berita berseliweran di televisi, internet, koran, selebaran, dan lain-lain.

Kehebohan virus corona disertai pula dengan munculnya berbagai istilah (berupa kata, singkatan, dan akronim), ada yang berbahasa asing dan ada pula yang berbahasa Indonesia, yang belum tentu dipahami secara baik oleh publik. Istilah “Covid-19, lockdown, social distancing, physical distancing, ODP, PDP, droplet, pandemi, dsb.” bertebaran di mana-mana. Beragam penjelasan seputar istilah-istilah itu muncul di berbagai media, mulai dari pesan singkat sampai pada analisis panjang lebar para pakar.

Di antara istilah-istilah itu, pandemi bukanlah istilah baru yang muncul seiring wabah corona pada tahun 2020 ini. Istilah ini sudah dikenal lama dan dipelajari di sekolah sejak puluhan tahun lalu.

Pandemi tidak sendirian, dalam pembahasannya seringkali disandingkan dan dibandingkan dengan endemi dan epidemi. Ketiga istilah ini dilekatkan pada wabah (penyakit) yang menyerang makhluk hidup.

Penetapan istilah untuk penyakit menular yang sedang berjangkit mengacu pada karakter dan luas wilayah yang dijangkiti. Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) memiliki hak untuk menentukan istilah yang tepat untuk penyakit yang sedang mewabah. Tentunya keputusan penetapan istilah diambil setelah mengamati dan mempelajari penyebaran penyakit itu.

 perbedaan endemi, epidemi, dan pandemi? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) mendefinisikan endemi sebagai penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat; hawar. Istilah lain yang dimunculkan pada KBBI sebagai sinonim endemi adalah kata arkaik “hawar”. Kata hawar itu sendiri dimaknai sebagai (1) (musim) penyakit yang menular (terutama pada binatang ternak); (2) penyakit yang serentak menyerang penduduk di daerah tertentu (seperti malaria, kolera).

Makna pertama kata hawar dalam KBBI lebih cenderung ditujukan pada binatang ternak. Sementara itu, informasi lain seputar hawar justru lebih banyak tentang penyakit yang menyerang tanaman. Penyakit hawar menyerang tanaman, khususnya daun dan bunga, yang mengakibatkan tanaman menjadi layu, membusuk, lalu mati. Hawar tanaman ini bersifat mendadak dan terjadi dalam area yang luas. Penyebab munculnya adalah bakteri, jamur, atau protista.

Makna kedua kata hawar memiliki pengertian yang sama dengan endemi. Itulah sebabnya hawar bersinonim dengan endemi. Adjektiva untuk kata endemi adalah endemik, dimaknai sebagai (1) berkenaan dengan penyakit yang muncul dalam wilayah tertentu; dan (2) berkenaan dengan spesies organisme yang terbatas pada wilayah geografis tertentu.

Kata yang harus digarisbawahi untuk mengidentifikasi endemi ialah “suatu daerah, suatu golongan masyarakat, daerah tertentu”, artinya lingkup wilayah sebaran endemi lebih kecil karena kata-kata itu membatasi lingkup atau cakupan.

Epidemi, dalam KBBI, dimaknai sebagai penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, misalnya penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu; wabah. Sinonim epidemi ialah wabah, kata ini berasal dari bahasa Arab (waba’) yang didefinisikan sebagai penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah cacar, disentri, kolera); epidemi.  

Semakin jelas bahwa perbedaan endemi dan epidemi terutama pada cakupan wilayah geografis. Endemi berjangkit di daerah tertentu, sedangkan epidemi berjangkit di wilayah yang lebih luas. Sebuah endemi dapat berkembang jadi epidemi. Setiap epidemi berawal dari endemi, tetapi sebuah endemi belum tentu menjadi epidemi.  

Penyakit epidemik yang tersebar luas disebut pandemi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pandemi berawal dari epidemi. Definisi pandemi dalam KBBI ialah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Adjektiva pandemi ialah pandemik yang dimaknai sebagai tersebar luas (tentang penyakit) di suatu kawasan, benua, atau di seluruh dunia.

Sejarah wabah penyakit yang berstatus pandemik sudah berulangkali terjadi di dunia. Dari beberapa sumber dirangkum kasus pandemi paling “parah” sepanjang sejarah, yaitu flu Spanyol tahun 2009 menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia; HIV/AIDS (pertama ditemukan awal 1980-an) menewaskan 32 juta orang dan menginfeksi 75 juta orang; flu babi menewaskan 575.000 orang dan menjangkiti 61 juta orang sepanjang tahun 2009-2010; flu Asia menewaskan 1,1 juta orang yang terjadi pada tahun 1957; flu Hongkong menewaskan 1 juta orang pada tahun 1968.

Kembali pada virus corona, awalnya hanya berjangkit di Kota Wuhan. Ini artinya penyakit ini masih tergolong endemi, sebab wilayah sebarannya terbatas hanya pada satu daerah tertentu. Dalam waktu singkat virus ini menyebar ke daerah lain, artinya cakupan wilayahnya semakin luas. Berarti, status penyakit itu meningkat menjadi epidemi.

Menurut John Hopkins University and Medicine, sampai 24 Maret 2020 virus corona telah menewaskan sebanyak 17.241 orang. Data Reuters pada 1 Februari 2020 menyatakan virus ini menjangkiti 1000 orang dalam 48 hari pertama.

Penyebaran epidemi virus corona meluas ke mencanegara (lebih dari 169 negara) dalam beberapa minggu. Mengamati fakta yang terjadi bahwa virus corona sudah menjangkiti banyak orang di berbagai negara dalam waktu hampir bersamaan, akhirnya WHO meningkatkan statusnya menjadi pandemi.

Istilah endemi, epidemi, dan pandemi dibahas dalam epidemiologi, yaitu ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat memengaruhi penyebaran itu. Artinya, ada disiplin ilmu yang khusus membahas istilah-istilah itu secara detail dan mendalam.

Peningkatan status virus yang menggelisahkan dunia ini memicu meluasnya istilah-istilah terkait secara masif ke seluruh dunia. Pada dasarnya setiap istilah sudah disertai dengan makna yang jelas dan baku. Hanya saja, dalam penyebaran informasi tentang istilah itu tidak tertutup kemungkinan terjadi pembiasan (ber­geser dari makna sebenarnya), perbedaan pendapat (beragam versi), dan bahkan “pengeliruan” (memunculkan makna baru yang “menyesatkan”).

Aneh!

*Balai Bahasa Riau

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook