SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kementerian Perindustrian RI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti kembali mendorong peningkatan kapasitas produksi kopi daerah setempat secara higienis dan efisien.
Mereka akan merevitalisasi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) kopi liberika atau kopi berperisa spesial dari lahan gambut, dengan total pagu yang dikucurkan sebesar Rp3,2 milliar.
Demikian disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Disperindagkop-UKM Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Asroruddin MSi melalui Kasi Industri logam, Mesin Elektronika dan Aneka Kerajinan Mifta SE kepada Riau Pos, Selasa (15/6/21) siang.
Dibeberkannya titik lokasi yang masuk dalam skala prioritas berada di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Kegiatan sudah mulai sejak 10 Mei 2021 lalu dengan pagu sebesar Rp 3,2 milliar. Progres pembangunan sedang dikerjakan di Desa Kedabu Rapat dengan batas akhir pengerjaan jatuh pada 30 September 2021 mendatang," ujarnya.
Menurutnya bentuk kegiatan revitalisasi ruang produksi, dan kantor pengelola berdasarkan usulan 2020 silam untuk 14 kelompok usaha. Setiap kelompok, dibeberkannya menaungi 10 orang petani kopi dengan kelas impor.
"Tentunya upaya ini untuk meningkatkan kapasitas produksi kopi daerah setempat secara higienis dan efisien," ungkapnya.
Upaya tersebut menurutnya bukan yang pertama. Seperti tahun lalu, menurut Mifta jika Pemda Meranti telah menyalurkan bantuan dalam bentuk mesin penunjang produksi, sehingga bertambahnya kapasitas produksi.
"Jika setahun sebelumnya hanya mampu pengusaha memproduksi dibawah dua ton, saat ini meningkat jadi dua ton setiap bulannya. Dan itu setelah kita salurkan mesin penunjang produksinya," ujarnya.
Ia mengaku jika kopi asli Meranti tersebut telah memiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG) dengan pasar dominan ekspor ke negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Saat ini dari data yang dihimpun Riau Pos, di Meranti terdapat 1,246 hektar lahan kopi di Pulau Rangsang. Walaupun belum meluas se-pesat lahan sagu, untuk memenuhi permintaan pasar, Meranti masih terbentur jumlah petani kopi dalam memenuhi pasar pencinta kopi liberika.
Dengan jumlah lahan yang tidak rutin berkembang besar, hasil produksi kopi masih berada pada angka 1.710 ton sepanjang tahun 2014.
Sedangkan pada tahun 2015, produksi sempat meningkat sedikit pada angka 1,950 ton. Sementara sepanjang 2016 sedikit menurun pada sebelumnya, yakni 1.893 ton.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: E Sulaiman