Aktivitas ITS Meranti Mati Suri

Kepulauan Meranti | Senin, 12 Juni 2023 - 10:06 WIB

Aktivitas ITS Meranti Mati Suri
Gedung ITS Meranti di Jalan Budaya, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti sepi dari berbagai aktivitas perkuliahan mahasiswa, belum lama ini. (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

RIAUPOS.CO - Aktivitas akademik di Institut Teknologi dan Sains (ITS) Kepulauan Meranti seperti mati suri setelah Bupati  Kabupaten Kepulauan Meranti nonaktif H Muhammad Adil di OTT KPK. 

Pengurus ITS dikabarkan telah menghentikan aktivitas belajar mengajar akademik di kampus sampai waktu yang belum ditentukan dan mahasiswa diminta untuk mengikuti mata perkuliahan secara virtual. 


Padahal ITS naungan Yayasan Haji Abdul Qadir yang dipimpin Nadya Fitri selaku putri kedua Muhammad Adil baru mau memulai tahun ajaran pertama pada Oktober 2022 lalu dengan progran studi Strata I (S1) Ilmu Pertanian, Informatika, dan Peternakan. 

Bahkan seluruh belanja operasional mendapat subsidi dan bantuan dari pemerintah daerah setempat. Namun nasib ITS kini tak terurus, seperti kondisi halaman, hingga mendapat pemutusan listrik dari pihak PLN, karena tunggakan tagihan.

Situasi ini tak dibantah  Wakil Rektor II ITS Meranti, Muhammad Yasir kepada wartawan. Walaupun demikian pihaknya sudah berusaha untuk mendudukkan pokok persoalan tersebut bersama yayasan, namun selalu gagal.

“Kita sudah beberapa kali menemui pihak yayasan untuk mempertanyakan hal ini. Kita juga sudah beberapa kali melakukan rapat internal terkait jalannya aktivitas kampus, apakah perkuliahan tetap akan dilanjutkan atau tidak. Namun hingga hari ini belum ada jawaban sama sekali,” ujarnya.

Ia menduga kejadian ini implikasi atas kasus OTT Muhammad Adil, karena sejak saat itu kampus sudah tidak mendapatkan subsidi lagi dari pihak yayasan. “Subsidi itu berupa kebutuhan gaji dan kebutuhan ATK serta kebutuhan untuk operasional lainnya,” bebernya.

Ditambahkan Yasir,  pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa opsi menyikapi persoalan tersebut. Jika subsidi pemerintah yang disalurkan kepada yayasan mandek, maka mahasiswa diwajibkan untuk membayar. Artinta tidak ada lagi beasiswa gratis. 

“Agar perkuliahan tetap dilanjutkan, salah satu cara mahasiswa diharuskan membayar, namun lewat form yang kita sebarkan. Namun baru 50 persen dari jumlah mahasiswa yang setuju dan yang lain belum mengumpulkan,” pungkasnya.(gem)

Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook