KEPULAUAN MERANTI

Festival Colok Tetap Digelar

Kepulauan Meranti | Senin, 10 Mei 2021 - 10:08 WIB

Festival Colok Tetap Digelar
Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Asmar beserta jajaran, tokoh masyarakat foto bersama usai membuka Festival Lampu Colok di Jalan Dorak Kecamatan Tebingtinggi, Sabtu (8/5/2021) malam. (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

(RIAUPOS.CO) - Festival Lampu Colok merupakan salah satu tradisi turun temurun warga Kepulauan Meranti, kembali dilaksanakan. Pemerintah Kabupaten Meranti tetap mengizinkan pagelaran Festival Lampu Colok meski situasi masih pandemi Covid-19.

Secara resmi helat ini dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Asmar pada malam ke 27 bulan puasa atau, Sabtu (8/5/21) malam di Jalan Dorak, Kecamatan Tebingtinggi.


Kegiatan itu juga diikuti oleh Sekda Kamsol, jajaran, tokoh, dan masyarakat setempat yang mana festival ini diakui telah mendapat izin dari seluruh pihak pihak terkait. Termasuk Satgas Covid-19.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Meranti, Rizky Hidayat kepada Riau Pos. “Izin semua. Termasuk Satgas Covid-19. Ya, semua sudah kami setting. Tentu kita tidak mau ada kluster dari festival lampu colok. Makanya jika ini benar berlangsung, protokol kesehatan pasti tetap diterapkan dengan ketat,” bebernya.

Terpisah, Kasi Pariwisata Disparpora Kepulauan Meranti Topan Iskandar sebagai penanggung jawab teknis festival mengungkapkan, jika kegiatan ini sempat tidak dilaksanakan tahun lalu karena situasi pandemi Covid-19.

Hanya saja tahun ini kembali dilaksanakan untuk dengan alasan agar sedikit lebih memeriahkan malam takbiran menjelang lebaran.

Ia memastikan bahwa pelaksanaan yang sempat berlangsung tidak memakan waktu dan mengundangkan banyak orang dalam satu tempat.

“Pertimbangan kami karena waktunya juga singkat dan tidak harus mengumpulkan masa banyak. Bahkan sebelumnya sudah kita koordinasikan kepada pimpinan dan pimpinan setuju,” ujar Topan.

Selain itu Topan juga mengatakan banyak permintaan dari masyarakat agar lampu colok tetap bisa dilaksanakan sebagai budaya yang melekat di tengah masyarakat. “Jadi ada semarak sedikit (lebaran) biar tidak kosong kali. Selain itu masukan dari masyarakat juga yang meminta itu dilaksanakan,” tuturnya.

Dijelaskannya dalam kegiatan pihaknya juga telah melakukan penegasan agar selama festival lampu colok, para peserta yang ikut harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan prokes juga menjadi bagian dari instrumen yang akan dinilai oleh juri festival ini. “Jadi itu (Prokes) juga bagian dari penilaian kita terhadap peserta. Mulai dari masker, pengaturan masyarakat yang hadir untuk melihat dan lain-lain berkaitan,” tegasnya.

Oleh karena itu ia menegaskan agar para peserta yang ikut dapat betul-betul menerapkan protokol tersebut saat pelaksanaan lampu colok.

Dijelaskan Topan, saat ini terdapat puluhan kelompok peserta yang berpartisipasi mengikuti festival tersebut.(ksm)

 

Laporan WIRA SAPUTRA, Meranti

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook